A. PENGERTIAN MIOKARDITIS
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau
miokardium. Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi
tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik
bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi,
dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh
toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein
dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat
otot mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding
arteri kecil, terutama arteri koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi
radang perivaskular miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pseudomonas
dan beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil
mikroorganisme menyerang langsung sel-sel miokardium ysng menyebaban reaksi
radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis gondii. Pada trikinosis,
sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil (Elly Nurachmach, 2009).
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri
atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis
adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan
oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi
atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari
otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999). Dari pebgertian diatas dapat
disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh
berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.
B. TANDA DAN GEJALA
Gejala
Miokarditis yang sering ditemukan:
1. Takikardia.
Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
2. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi
otot jantung . Katub-katub mitral dan trikuspidalis tidak dapat ditutup dengan
keras
3. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular
dan ventricular
4. Gagal jantung. Dekompensasi jantung terutama mengenai
jantung sebelah kanan.
C.
PATOFISIOLOGI
Miokarditis merupakan proses inflamasi di miokardium.
Jantung merupakan organ otot, jadi efisiensinya tergantung pada sehatnya setiap
serabut otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan
baik meskipun ada cedera pada katub yang berat, namun bila serabut otot yang
rusak maka hidup akan terancam.
Miokarditis disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
parasit, protozoa, dan spiroseta atau dapaT disebabkan oleh keadaan
hipersensitivitas seperti demam reumatik. Jadi miokarditis dapt terjadi pada
klien dengan infeksi akut yang menerima terapi imunosupresif, atau yang
menderita endokarditis infeksi.
Kerusakan miokardium oleh kuman-kuman infeksius dapat
melalui tiga mekenisme dasar sebagai berikut :
1. Invasi langsung ke miokardium.
2. Proses imunologis terhadap miokardium
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada 2 tahap, fase pertama
(akut) berlangsung kira-kira 1 minggu. Dimana terjadi invasi virus ke
miokardium, replikasa virus, dan lisis sel. Lalu terbentuk neutralizing
antibody dan virus akan bersih atau dikurangi jumlahnya dengan
bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK). Pada fase kedua, miokardium
akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan dengan
terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang
terpajan virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai bebrapa bulan dan
diikuti kerusakan miokardium dari yang minimal sampai berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga
merusakkan sel-sel endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebai
penyebab spasme mikovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskuler belum
pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel
akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang
menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan
larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan
rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertropi miosit yang tersisa.
Akibat proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang
berakhir dengan payah jantung.
D. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi.
Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi
parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin
kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis
miokard.
2. Elektrocardiograf
Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST
dan gelembung T serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau
ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.
3. Foto thorak
Ukuran
jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
4. Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis,
bersifat regional terutama di apeks. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi
ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi pericardial.
5. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang
khas pada miokarditis.
6. Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat diambil
endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai
diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis
ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi
parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.
E. ASUHAN
KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Data
diri pasien (nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan).
b. Keluhan utama
Pasien
datang dengan keluhan nyeri dada, sesak nafas, dan cepat lelah dalam
beraktivitas.
1. Aktivitas / istirahat
DO :
DO :
a.
Kelelahan
b.
Kelemahan
DS :
a.
Takikardia
b.
penurunan
tekanan darah
c.
dispnea
dengan aktivitas
2. Sirkulasi
DO :
a. riwayat demam rematik
b. penyakit jantung congenital
c. bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
DS :
a. takikardia,
b. disritmia,
c. perpindaha titik impuls maksimal,
d. kardiomegali,
e. frivtion rub,
f. murmur,
g. irama gallop (S3 dan S4),
h. edema,
i.
DVJ,
j.
petekie,
k. hemoragi splinter,
l.
nodus
osler,
m. lesi Janeway.
3. Eleminasi
DO :
DO :
a. riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ;
b. penurunan frekuensi/jumlsh urine.
DS :
urin
pekat gelap.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
DO :
DO :
nyeri
pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakkan menelan, berbarin
DS :
perilaku
distraksi, misalnya gelisah.
5. Pernapasan
DO :
DO :
napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam
hari (miokarditis)
DS ;
a. dispnea,
b. DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ;
c. batuk,
d. inspirasi mengi ;
e. takipnea,
f. krekels,
g. ronkhi ; pernapasan dangkal.
6. Keamanan
DO :
DO :
a. riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
b. trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
c. dalam penanganan gigi ;
d. pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
e. penurunan system immun
f. SLE atau penyakit kolagen lainnya
DS :
demam.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien
merasakan nyeri dada disertai demam, kelelahan dalam aktivitas, sesak nafas.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat
penyakit jantung sebelumnya, penggunaan obat-obatan tertentu, riwayat infeksi
sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit
yang pernah diderita keluarga. Riwayat penyakit menular, penyakit keturunan dan
keluarga meninggal karena penyakit jantung.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari
masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah
pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan
myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium,
efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan
degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung
3. Risiko tinggi
terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat,
mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
3. INTERVENSI
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
No .
|
Diagnosa Kep.
|
Tujuan &
Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
|
1.
|
Nyeri berhubungan
dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia
jaringan.
DO :
• nyeri
pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakkan menelan, berbaring
DS :
• perilaku
distraksi, misalnya gelisah
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam,pasien tampak :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Nyeri berkurang atau hilang
3. Klien tampak tenang.
|
a.
Selidiki
keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun.
b.
Perhatikan
petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan
diam/gelisah, tegangan otot, menangis.
c.
Berikan
lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi,
gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
d.
Berikan
aktivitas hiburan yang tepat.
e.
Kolaborasi
pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ;
antipiretik
|
a.
pada
nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang
dengan duduk tegak/membungkuk.
b.
tindakan
ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
|
|
2.
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard,
penurunan curah jantung.
DO :
• Kelelahan
• Kelemahan
DS :
• Takikardia
• penurunan
tekanan darah
• dispnea
dengan aktivitas
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam :
• pasien
memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
• perilaku
menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
• pasien
mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
• Koordinasi
otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
|
a. Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan
adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan
dengan aktivitas.
b. Pantau
frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah
aktivitas dan selama diperlukan.
c. Pertahankan tirah baring selama periode demam dan
sesuai indikasi.
d. Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur
tanpa gangguan.
e. Bantu pasien dalam program latihan progresif
bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons
tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
f. Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai
indikasi
|
a. miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan
kerusakan fungsi sel-sel miokardial
.
b. Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan
pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif
dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
c. meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut.
d. Memberikan
keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.
e. Saat
inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas
yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
• memaksimalka
f. ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja
jantung.
|
|
3.
|
Risiko tinggi
terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
DO :
• riwayat
infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis
• trauma
dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
• dalam
penanganan gigi ;
• pemeriksaan
endoskopik terhadap sitem GI/GU),
• penurunan
system immune,
• SLE
atau penyakit kolagen lainnya
DS :
• demam
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam :
• mengidentifikasi
perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
• melaporkan/menunjukkan
penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
• memperlihatkan
irama dan frekuensi jantung stabil
|
a. Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi
pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
b. Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.
c. Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled
tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
d. Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan
posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung
|
a. membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan
pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif
dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
b. Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah
jantung.
c. Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi
misalnya : GJK, tamponade jantung.
d. Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali
perhatian.
|
|
4.
|
Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan
kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan
kognitif, menyangkal diagnosa.
DO :
• terapi
intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 30 menit :
• menyatakan
pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
• mengidentifikasi
efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
• memperlihatan
perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi
|
a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk
orang terdekat.
b. Kaji efek inflamasi pada jantung, secara individual
pada pasien. Ajarakkn untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan
komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi
perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya,
peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
c. Ajarkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan
dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang
diijinkan/dibatasi.
|
a. Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati
mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit.
b. Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri,
pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang
yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang
menunjukan kekambuhan/komplikasi.
• informasi
perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada
program terapeutik, mencegah komplikasi.
|
|
4. EVALUASI
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan
dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan
kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja
jantung.
3. Tidak ada infeksi sistemik
4. Perfusi jaringan perifer kembali normal
5. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
6. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
Nuzulul.2012.Online.Askep Kardiovaskuler.http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35457-Kep%20Kardiovaskuler-Askep%20Myocarditis.html. (diakses tanggal 20
September 2014)
Patriani.2008.Online.Asuhan Keperawatan.http: //asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-myocarditis.html. (diakses tanggal 20 September 2014)
Setiawan,
Juni.2011.Online.Askep Miokard.http://setiawanjuni.blogspot.com/
2011/12/askep-miokarditis.html.(diakses
tanggal 20 September 2014)
Thanks infonya, kunbal di Akkes ya
BalasHapus