A. PENDAHULUAN
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana
mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai
suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu
pada zona termonetral,
yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk
mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Hipotermi
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ).
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan penurunan
suhu tubuh. Panas yang dibentuk tubuh atau yang diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga
suhu tubuh menjadi rendah <350C atau hipotermia. Tubuh akan
berusaha untuk mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar
untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak
perlu terlalu dingin untuk mencetuskan hipotermia. Jangan berpendapat bahwa
didaerah tropis tidak terjadi hipotermia. Hipotermia dapat terjadi akibat
penderita berada di alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa
keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angin, air, usia
penderita, kesehatan penderita, penyakit yang sudah diderita atau cedera yang
terjadi karena alkohol, penyalagunaan obat, dan kekurangan makanan.
Hipotermia
merupakan suatu kondisi yang dapat sangat berbahaya bila tidak ditangani, hal
ini dikarenakan hipotermia akan mengganggu metabolisme sehingga kerja multi
organ dapat terganggu. Perawat sebagai tim
kesehatan pertama dalam menangani
pasien harus mengetahui gejala serta tindakan yang dilakukan dalam menangani
pasien dengan hipotermia.
Oleh
karena itu kami tertarik untuk membahas mengenai hipotermia agar perawat dapat
memahami apa saja yang harus dilakukan pada pasien tersebut sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
1. Konsep kunci
a.
Pengertian hipotermi
b.
Klasifikasi hipotermi
c.
Gejala hipotermi
d.
Faktor yang berhubungan dengan hipotermi
e.
Patofisiologi hipotermi
f.
Pengkajian
g.
Diagnosa
h.
Intervensi
2. Petunjuk
a.
Pelajari materi BAB X dengan tekun dan disiplin!
b.
Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan
konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan
soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.
c.
Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test
ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian.
d.
Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan
tekun dan disiplin!
e.
Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam
pengetahuan dan wawasan anda.
f.
Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!
g.
Selamat belajar, semoga sukses.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami mengenai hipotermia
b. Tujuan Khusus Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami :
a.
Menjelaskan definisi hipotermi dengan benar
b.
Menjelaskan klasifikasi hipotermi dengan benar
c.
Menjelaskan gejala hipotermi dengan benar
d.
Menjelaskan faktor yang berhubungan dengan
hipotermia dengan benar
e.
Menjelaskan patofisiologi hipotermia dengan benar
f.
Menjelaskan pengkajian pada pasien hipotermia dengan
benar
g.
Menjelaskan diagnosa pada pasien hipotermia dengan
benar
h.
Menjelaskan intervensi pada pasien hipotermia dengan
benar
B. PENYAJIAN MATERI
1. Definisi
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami
penurunanan suhu inti ( suhu organ dalam ). Hipotermia adalah
suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu
kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia terjadi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada
zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar
suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Hipotermi
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ). Hipotermi
yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C (Sandra M.T.
1997). Hipotermia bisa menyebabkan
terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh ( Edema Generalisata ), menghilangnya
reflex tubuh ( areflexia
), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata.
2. Klasifikasi
Berdasarkan suhu
tubuh :
1. Hipotermi ringan bila suhu tubuh 32-35oC
2. Hipotermi sedang dengan suhu tubuh 28-320C
3. Hipotermi berat bila suhu tubuh dibawah 280C
Berdasarkan etiologi :
1. Accidental hypothermia terjadi ketika
suhu tubuh inti menurun hingga 35°c.
2. Primary accidental hypothermia merupakan
hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya
sehat.
3. Secondary accidental hypothermia
merupakan komplikasi gangguan sistemik
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
4. Indusi hipotermi, dimana suhu tubuh
diturunkan sebagai bagian dari terapi.
Berdasarkan penyebab
dan predisposisi :
1. Berbagai penyakit antara lain jantung, ginjal,
penyakit hati, sepsis, dan malnutrisi.
2. Lingkungan yang dingin
3. Obat-obatan, anaestesi, penotiazin, barbiturat, dan
alkohol.
4. Akibat efek pada SSP antara lain, oleh karena stroke,
trauma capitis, tumor otak, ensepalopati Wernicke, penyakit alzheimer, terpotongnya
medulla spinalis.
5. Kelainan endokrin antara lain diabetik ketoasidosis,
koma hiperosmolar, panhipopihitarisme, hipoadrenalisme, hipotiroid.
6. Trauma mayor
7. Luka bakar dan dermatitis eksfoliatif.
8. Usia tua
Berdasarkan hubungan
antara suhu dengan keluhan klinis :
1. 36,50C menggigil
2. 360 C vasokontriksi dan menyebabkan
terjadinya hipotermi sublinis.
3. 32-300C atrial fibrilasi dan heart block
serta keadaan lebih buruk fibrilasi ventrikel. Defibrilasinya berhasil pada
suhu diatas 320 C.
4. 320C fibrasi berhenti.
5. 26-280C gelombang EEG menjadi hilang.
6. 280C koma
7. 240C pernafasan menjadi lambat, dangkal dan
akhirnya menjadi apneu.
3.
Gejala
Hipotermia
Sedang :
1.
Menggigil
2. Terasa melayang
3. Pernafasan cepat, nadi melambat
4. Gangguan penglihatan
5. Reaksi mata lambat
6. Gemetar
Hipotermia berat :
1. Pernafasan sangat lambat
2. Denyut nadi sangat lambat
3. Tidak ada respons
4. Manik mata melebar dan tidak bereaksi
5. Alat gerak kaku
6. Tidak menggigil
Efek dari hipotermia antara lain :
1. Depresi pada susunan saraf terutama pada suhu sampai
240C. Belum tampak perubahan respirasi pada suhu 30-360C.
Temperatur dingin juga menyebabkan terjadinya bronkorhe sehingga menyebabkan
susah bernafas. Disamping itu terdapat pula perubahan kurve disosiasi Hb.
2. Pada sistem metabolik dibagi atas 2 bagian yaitu :
a. Menggigil, terjadi bila suhu tubuh 30-350C
maka terjadi over produksi energi.
b. Bila suhu dibawah 300C tidak terjadi reaksi
menggigil karena termoregulasi gagal mengkompensir hipotermi, metabolisme
menjadi lambat dan menyebabkan dekompensasi multiorgan. Pada suhu dingin,
kebutuhan energi menurun juga metabolisme menjadi menurun. Asidosis metabolik
dan asidosis respiratorik dapat terjadi pada hipotermia dan menyebabkan asam
laktat terkumpul dalam darah oleh karena metabolisme anaerob. Fungsi hati juga
menurun dan begitu pula enzim-enzim yang dikeluarkan oleh hati.
3. Pada susunan saraf pusat, terjadi penekanan susunan
saraf pusat. Yang dapat dilihat konfusi, turunnya kesadaran, dilatasi pupil
pada suhu 300C. Pengaliran darah otak menurun 7 % pada tiap
penurunan 10C suhu tubuh. Untuk menaikkan suhu tubuh ini terjadi
reaksi menggigil pada suhu 330C dan rigor mortis pada suhu 240C.
4. Pada sistem renal terjadi vasokontriksi periver yang
menyebabkan terjadinya diuresis dingin disamping itu dapat pula menekan ADH
sehingga terjadi heamokonsentrasi pada hipotermi. Oleh karena cold diuresis
terjadi penurunan filtrasi glomerulus, penurunan cardiac output dan meningginya
tonus muskular.
5. Pada hipotermi baik kelenjar eksokrin maupun endokrin
keduanya aktivitasnya menurun. Bila suhu dibawah 300C, insulin akan
mengurang dan reisistensi jaringan terhadap insulin akan menurun sehingga kadar
gula menjadi naik. Hipotermia yang lama akan menurunnya ACTH.
6. Pada darah terjadi hematokrit yang meninggi akibat
dari dehidrasi. Dilaporkan dapat pula terjadi DIC.
7. Fungsi imunitas, terjadinya peningkatan fungsi
imunologis.
4. Faktor
yang berhubungan
a. Penuaan
b. Konsumsi alkohol
c. Kerusakan hipotalamus
d. Penurunan laju metabolic
e. Kulit berkeringat pada
lingkungan yang dingin
f. Penyakit atau trauma
g. Ketidakmampuan atau penurunan
kemampuan untuk menggigil
h. Penggunaan pakaian yang tidak
mencukupi
i.
Malnutrisi
j.
Obat-obatan
k. Terpajan lingkungan yang
dingin atau kedinginan
l.
Hipotiroidisme
m. Ketidakmampuan system
pengaturan suhu neonates
n. Kehilangan lemak subkutan dan
malnutrisi
o. Berat badan lahir rendah
5. Batasan
karakteristik
Mayor (80 % - 100 %)
1. Penurunan suhu tubuh di bawah 35,5 ºC (96 ºF) per
rectal
2. Kulit dingin
3. Pucat (sedang)
4. Menggigil (ringan)
Minor (50 % - 79 %)
1. Kebingungan mental/mengantuk/gelisah
2. Nadi dan pernafasan menurun
3. Kakeksia/malnutrisi
7.
Pengkajian
a.
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat,
menggigil, gelisah, dan lemah
Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit
teraba dingin, nadi lambat.
Auskultasi :
tekanan darah menurun.
b.
Tanda – tanda vital :
Nadi :
<60 x/menit
Suhu :
<360C
TD :
<120 mmHg
RR :
>24 x/menit
c.
Kardiovaskuler :
Bradikardi
d.
Integumen :
Sianosis cental atau
pallor
Dingin pada dada dan
ekstermitas
e.
Neorologic :
Penurunan refleks dan
aktivitas
Halusinasi
Fluktuasi suhu dibawah
batas normal
f.
Pulmonary :
Pernafasan meningkat
g.
Study Diagnostik
Kadar glukosa serum : untuk mengidentifikasi penurunan yang disebabkan energi yang digunakan
untuk respon terhadap dingin
Analisa
gas darah : untuk menentukan
peningkatan karbondioksida dan penurunan kadar oksigen, mengindefikasi resiko acidosis.
8. Diagnosa
1.
Ketidakseimbangan suhu tubuh
2. Risiko disorganisasi perilaku bayi
3. Ketidakefektifan termoregulasi
9. Intervensi
Hasil NOC :
1. Termoregulasi; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan
kehilangan panas.
2. Termoregulasi neonatus; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan
panas dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.
3. Tanda-tanda vital; nilai suhu, nadi, pernapasan dan TD dalam rentang normal.
Tujuan dan kriteria evaluasi :
Menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1. Ganguan eksterm
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan
Indikator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Penurunan suhu tubuh
|
|||||
Perubahan warna kulit
|
|||||
Merinding atau kedinginan
|
|||||
Menggigil saat kedinginan
|
|||||
Laporan suhu yang nyaman
|
Pasien akan :
1. Menjelaskan tindakan
untuk mencegah atau meminimalkan penurunan suhu tubuh
2. Melaporkan tanda dan gejala dini hipotermi
3. Mempertahankan suhu pasien setidaknya 36 C
Bayi akan:
1. Menggunakan sikap menahan panas
tubuhnya
2. Memiliki glukosa darah dalam batas normal
3. Tidak letargi
Rencana Kegiatan
1. Terapi hipotermia; menghangatkan kembali dan melakukan surveilens pasien
yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 350 C.
2. Perawatan bayi baru lahir; penatalaksanaan nenatus selama transisi dari
kehidupan diluar rahim dan periode stabilisasi lanjut.
3. Regulasi suhu; mencapai atau
mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4. Regulasi suhu; intra bedah:
mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intrabedah dalam rentang normal.
5. Pemantauan tanda-tanda vital; mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah
komplikasi.
C.
TUGAS DAN LATIHAN
1. Berdasarkan etiologimya penurunan suhu tubuh inti
hingga 350C disebut
a.
Accidental Hypotermia
b. Indusi Hypotermia
c. Secondary Hypotermia
d. Hypotermia sedang
2. Berdasarkan suhu tubuhnya pasien dengan suhu tubuh
dibawah 280C disebut
a. Hypotermia sedang
b. Accidental Hypotermia
c. Indusi Hypotermia
d.
Hypertensi berat
e. Hypotermia ringan
3. Suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai
dibawah 350C adalah definisi hypotermia menurut
a. Indaiso F
b. Lyda Juall
c. Nanda 2013-2014
d. Potter and Perry
e.
Sandra M.T
4. Gejala yang dialami hipotermia sedang adalah, kecuali
a. Pernafasan lambat
b.
Reaksi mata lambat
c. Tidak menggigil
d. Alat gerak kaki
e. Manik mata melebar
5. Gejala yang dialami hipotermia berat adalah
a.
Denyut nadi lambat
b. Gemetar
c. Menggigil
d. Reaksi Mata lambat
e. Pernafasan cepat
6. Efek hipotermia pada susunan saraf yang terjadi penekanan
ialah
a. Menggil
b. Metabolisme menurun
c. Susun bernafas
d.
Dilatasi pupil pada suhu 300C
e. Penurunan filtrasi glomelurus
7. Faktor yang berhubungan dengan penyebab hipotermia
adalah kecuali
a. Obat-obatan
b. Malnutrisi
c.
Genetik
d. Lingkungan
e. Alkohol
8. Diagnosa yang muncul pada pasien dengan hipotermia
adalah
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Risiko kekurangan cairan
d.
Ketidakefektifan termoregulasi
e. Gangguan pola tidur
9. Pada pengkajian, pemeriksaan fisik yang muncul pada
pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a. Bradikardi
b. Hipotensi
c.
Tachikardi
d. Sianosis
e. Halusinasi
10. Data mayor yang ditemukan pada pasien dengan
hipotermia adalah, kecuali
a. Pucat
b. Kulit dingin
c. Menggigil
d.
Malnutrisi
e. Penurunan suhu dibawah 35,50C
nD.
PENUTUP
1.
Rangkuman
Hipotermi
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ). Hipotermi
yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C (Sandra M.T.
1997).
Hipotermia terbagi
atas beberapa klasifikasi yaitu :
Berdasarkan suhu tubuh :
1. Hipotermi ringan bila suhu tubuh 32-35oC
2. Hipotermi sedang dengan suhu tubuh 28-320C
3. Hipotermi berat bila suhu tubuh dibawah 280C
Berdasarkan etiologi :
1. Accidental hypothermia terjadi ketika
suhu tubuh inti menurun hingga 35°c.
2. Primary accidental hypothermia merupakan
hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya
sehat.
3. Secondary accidental hypothermia
merupakan komplikasi gangguan sistemik
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
4. Indusi hipotermi, dimana suhu tubuh
diturunkan sebagai bagian dari terapi.
Gejala Hipotermia : Hipotermia Sedang ( Menggigil, terasa
melayang, pernafasan cepat, nadi melambat, gangguan penglihatan, reaksi mata
lambat, gemetar ) Hipotermia berat ( Pernafasan sangat lambat, denyut nadi
sangat lambat, tidak ada respons, manik mata melebar dan tidak bereaksi, alat
gerak kaku, tidak menggigil )
Pengkajian pasien dengan hipotermia ( pemeriksaan
fisik, TTV, kardiovaskuler, integumen, neurologic, pulmonary, dan pemeriksaan
kadar glukosa serum serta analisa gas darah )
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
hipotermia adalah Ketidakseimbangan suhu tubuh, risiko disorganisasi perilaku
bayi, ketidakefektifan termoregulasi.
Intervensi
keperawatan :
1. Termoregulasi; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan
kehilangan panas.
2. Termoregulais: neonates; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan
panas dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.
3. Tanda-tanda vital; nilai suhu, nadi, pernapasan dan TD dalam rentang normal.
Rencana Kegiatan
1. Terapi hipotermia; menghangatkan kembali dan melakukan surveilens pasien
yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 350 C.
2. Perawatan bayi baru lahir; penatalaksanaan nenatus selama transisi dari
kehidupan diluar rahim dan periode stabilisasi lanjut.
3. Regulasi suhu; mencapai atau
mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4. Regulasi suhu; intra bedah:
mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intrabedah dalam rentang normal.
5. Pemantauan tanda-tanda vital; mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah
komplikasi.
2.
Tes akhir bab
1. Berdasarkan etiologimya penurunan suhu tubuh inti
hingga 350C disebut
a. Accidental Hypotermia
b. Indusi Hypotermia
c. Primary Hypotermia
d. Secondary Hypotermia
e. Hypotermia sedang
2. Berdasarkan suhu tubuhnya pasien dengan suhu tubuh
dibawah 280C disebut
a. Hypotermia sedang
b. Accidental Hypotermia
c. Indusi Hypotermia
d. Hypertensi berat
e. Hypotermia ringan
3. Suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai
dibawah 350C adalah definisi hypotermia menurut
a. Indaiso F
b. Lyda Juall
c. Nanda 2013-2014
d. Potter and Perry
e. Sandra M.T
4. Gejala yang dialami hipotermia sedang adalah, kecuali
a. Pernafasan lambat
b. Reaksi mata lambat
c. Tidak menggigil
d. Alat gerak kaki
e. Manik mata melebar
5. Gejala yang dialami hipotermia berat adalah
a. Denyut nadi lambat
b. Gemetar
c. Menggigil
d. Reaksi Mata lambat
e. Pernafasan cepat
6. Efek hipotermia pada susunan saraf yang terjadi
penekanan ialah
a. Menggil
b. Metabolisme menurun
c. Susun bernafas
d. Dilatasi pupil pada suhu 300C
e. Penurunan filtrasi glomelurus
7. Faktor yang berhubungan dengan penyebab hipotermia
adalah kecuali
a. Obat-obatan
b. Malnutrisi
c. Genetik
d. Lingkungan
e. Alkohol
8. Diagnosa yang muncul pada pasien dengan hipotermia
adalah
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Ketidakefektifan pola nafas
c. Risiko kekurangan cairan
d. Ketidakefektifan termoregulasi
e. Gangguan pola tidur
9. Pada pengkajian, pemeriksaan fisik yang muncul pada
pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a. Bradikardi
b. Hipotensi
c. Tachikardi
d. Sianosis
e. Halusinasi
10. Data mayor yang ditemukan pada pasien dengan
hipotermia adalah, kecuali
a. Pucat
b. Kulit dingin
c. Menggigil
d. Malnutrisi
e.
Penurunan
suhu dibawah 35,50C
Kunci Jawaban Soal Akhir Bab
1. A 6.
D
2. D 7.
C
3. E 8.
D
4. B 9.
C
5. A 10.
D
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
Lynda Juall . 2006 . Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC
Edisi 9. Jakarta:
EGC
Potter.
Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Parwis-Allan.2003.Pedoman Pertolongan Pertama Edisi Kedua.
Jakarta : Markas Pusat PMI
Rab,
Tabrani. 1998. Agenda Gawat Darurat
(Critical Care) Edisi ke 3. Bandung: Pt Alumni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar