A.
PENDAHULUAN
Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini.Teknologi dalam bidang
kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek
perawatan luka ini.Disamping itu manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan
perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan
kelainan metabolik semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering
menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar
proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka
yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang
tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan
serta dokumentasi hasil yang sistematis.
1. KONSEP KUNCI
a. Pengertian Luka
b.
Jenis-jenis
Luka
c.
Macam-macam
luka beserta penanganannya
d.
Proses
penyembuhan luka
e. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka
f. Asuhan
keperawatan luka pada anggota tubuh
2. PETUNJUK
a.
Pelajari
materi BAB VIII dengan tekun dan disiplin
b.
Penyajian BAB
VIII meliputi : judul BAB dan konsep – konsep kunci, petunjuk, kerangka isi,
tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan
latihan, rangkuman dan soal – soal akhir BAB VIII yang disertai dengan kunci
jawaban.
c.
Kerjakan soal
– soal latihan akhir BAB dengan tekun dan disiplin
d.
Bacalah sumber
pendukung yang dapat menambah wawasan anda
e.
Selamat
membaca dan semoga berhasil
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum Pembelajaran
Untuk dapat membuat askep luka pada anggota tubuh
b.
Tujuan Khusus
Pembelajaran
1.
Untuk dapat menjelaskan
pengertian luka
2.
Untuk dapat
menjelaskan jenis-jenis luka
3.
Untuk dapat
menjelaskan macam-macam luka dan penyembuhannya
4.
Untuk dapat
menjelaskan proses penyembuhan luka
5.
Untuk dapat
menjelaskan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
6.
Untuk dapat
menjelaskan asuhan keperawatan luka pada anggota tubuh
B.
PENYAJIAN MATERI
Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya
kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan
yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek
akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian
fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Jenis Luka:
1. Berdasarkan Tingkat
Kontaminasi Luka
Luka
Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak
terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi)
dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak
terjadi. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds).Jenis luka ini
adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau
perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.
Luka
terkontaminasi (Contamined Wounds) adalah luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau
kontaminasi dari saluran cerna.
Luka
kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) adalah terdapatnya mikroorganisme
pada luka. Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan
semakin besar dengan adanya mikroorganisme tersebut.
2. Berdasarkan
Kedalaman Dan Luasnya Luka.
- Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
- Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
- Stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
- Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.
3. Berdasarkan Waktu
Penyembuhan Luka.
- Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
- Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
MACAM LUKA dan PENANGANANYA
1. Vulnus excoriasi (Luka
lecet)
a) Pengertian : Jenis luka
yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek,
mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di
kulit.
b) Cara penanganan : Pertama
yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu menggunakan NaCl
0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak
memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah
bersih, berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka
terbuka, namun harus tetap bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka
jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian IODINE juga tidak
perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.
2. Vulnus punctum (Luka
tusuk)
a) Pengertian : Luka
tusuk biasanya adalah luka akibat logam, yang harus diingat maka kita harus
curiga adanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.
b) Cara penanganan : Hal
pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang
menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai
pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita
lakukan adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian
didesinfektan.
Lubang luka ditutup menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran
udara yang terjadi.
3. Vulnus contussum (luka
kontusiopin)
a) Pengertian : luka
kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan,
karena hanya akan
mengakibatkan robek pembuluh darah semakin lebar saja.
b) Cara penanganan : Yang
perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena akan mengakibatkan
vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan pembuluh-pembuluh darah yang
robek.
4. Vulnus insivum (Luka
sayat)
a) Pengertian : luka
sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa
logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.
b) Cara penanganan : yang
perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan desinfektan.
5. Vulnus schlopetorum
a) Pengertian : jenis
luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan
tembakanya.
b) Cara penanganan : jangan
langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah membersihkan
luka dengan H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama
setidaknya seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan
pelurunya.Diharapkan dalam waktu seminggu posisi peluru sudah mantap dan tak
bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar peluru.
6. Vulnus combustion
(luka bakar)
a) Pengertian : adalah
luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti air
panas(air memdidih), api, dll.
b) Cara penanganan :
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan
menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk
perpindahan kalornya.Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis
ini adalah perawatan luka terbuka dengan tetap menjaga sterilitas mengingat
luka jenis ini sangat mudah terinfeksi.Dan ingat kebutuhan cairan pada pasien
luka bakar.
7. Luka gigitan.
a) Pengertian : luka
jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan
binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka
gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.
b) Cara penanganan :
mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan
sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat
dikeluarkan dari luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal
ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun
kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat
dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan
untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya
segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan
lanjut.
8. Laserasi atau Luka
Parut.
a) Pengertian : Luka
parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena
jatuh saat berlari.
b) Cara penanganan : Cara
mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan
cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau
saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan
sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda
lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit.Setelah
bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa
anti-infeksi.
9. Terpotong atau
Teriris
a) Pengertian :
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam,
bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada
pembuluh darah arteri yang putus terpotong.
b) Cara penanganan :
menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang
mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila
ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan
torniquet.Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan
pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan
menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar
sampai lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk menghentikan
aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke
rumah sakit.Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha.
Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles
anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
1. Fase Inflamasi
adalah adanya respon vaskuler dan
seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan
yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka
dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya
proses penyembuhan.
2. Fase Proliferatif
adalah memperbaiki dan menyembuhkan
luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada
proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3
setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase
maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan
granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai
regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat
jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-10 setelah perlukaan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
LUKA
- Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
- Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
- Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
- Hematoma, Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
- Benda asing, Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (Pus).
- Iskemia, Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
- Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
- Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera, Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN LUKA
A. PENGKAJIAN
LUKA
1. Anamnesa
· Tgl
& waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit
· Biodata
→ nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,alamat
· Keluhan
utama
· Riwayat
kesehatan → riwayat penyakit sekarang (PQRST), riwayat penyakit
dahulu, status kesehatan keluarga & status perkembangan
· Aktivitas
sehari-hari
· Riwayat
psikososial
2. Pemeriksaan
Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik
pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui metode inspeksi & palpasi.
a. Melihat penampilan luka (tanda
penyembuhan luka) seperti :
· Adanya
perdarahan
· Proses
inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
· Proses
granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi pada saat pembekuan berkurang)
· Adanya
parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringan granulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut yang
merupakan indikasi terbentuknya keloid.
b. Melihat adanya benda
asing atau bahan-bahan pengontaminasi pada luka mis : tanah, pecahan kaca atau
benda asing lain
c. Melihat ukuran,
kedalaman & lokasi luka
d. Adanya
dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. & nyeri pada daerah luka
B. DIAGNOSSA
KEPERAWATAN
Dlm
diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Risiko
terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka
2. Nyeri
akibat terputusnya kontinuitas jaringan
Contoh
diagnosa Keperawatan NANDA
a. Kerusakan
integritas kulit yang berhubungan dengan :
- Insisi
bedah - Cedera
akibat zat kimia
- Efek
tekanan - Sekresi &
ekskresi
b. Risiko
kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :
-Imobilisasi fisik - Paparan sekresi
c. Risiko
infeksi yang berhubungan dengan :
-
Malnutrisi - Kehilangan jaringan &
peningkatan paparan lingkungan
d. Nyeri
yang berhubungan dengan :
- Insisi bedah
e. Hambatan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan :
- Nyeri luka operasi
f. Perubahan
nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan menelan makanan
g. Ketidakefektifan
pola pernapasan yang berhubungan dengan :
- Nyeri insisi abdomen
h. Gangguan
perfusi jaringan yang berhubungan dengan :
- Gangguan aliran arteri - Gangguan aliran vena
i. Gangguan
harga diri yang berhubungan dengan :
- Persepsi thd jaringan parut - Persepsi thd dariain operasi
-
Reaksi thd pengangkatan bgn tubuh melalui pembedahan
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
:
1.
Meningkatkan hemostasis luka
2.
Mencegah infeksi
3.
Mencegah cedera jaringan yang lebih
lanjut
4.
Meningkatkan penyembuhan luka
5.
Mempertahankan integritas kulit
6.
Mendengankan kembali fungsi normal
7.
Memperoleh rasa nyaman (mengurangi
nyeri)
Rencana tindakan:
1. Mencegah
terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar luka tetap
dalam keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri &
memperceoat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan perawatan luka secara
aseptic
C.
TUGAS DAN
LATIHAN
1. Ketika
luka timbul akan memberikan beberapa efek diantaranya:
a. Hilangnya seluruh atau sebagian
fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d.
Meningkatkan kekebalan tubuh
e. Kematian sel
2. Beberapa
organ dan system yang tidak terinfeksi pada luka bersih adalah:
a. pencernaan
b. genital
c.
kardiovaskuler
d. urinaria
e. pernafasan
3. Jenis
luka berdasarkan tingkat kontaminasinya dibagi menjadi beberapa bagian
diantaranya:
a. clean
wounds
b. clean-contamined
wounds
c. infected
wounds
d. contamined
wounds
e. chronic wounds
4. Hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan tanpa
merusk jaringan di bawahnya masuk dalam kategori luka:
a. stadium
I
b. stadium
II
c. stadium III
d. stadium
IV
e. stadium
V
5. Istilah
lain dari luka memar yaitu:
a. vulnus contussum
b. vulnus
punctum
c. vulnus
excoriasi
d. vulnus
invisum
e. vulnus
schlopetorum
6. Beberapa
factor yang mempengaruhi penyembuhan luka, diantaranya:
a. usia,hipovolemia,
benda asing
b. hematoma,hipervolemia,diabetes
c. infeksi,iskemia,pengobatan
steroid
d. usia,iskemi,benda
asing
e. infeksi,pengobatan
steroid,hematoma
7. teknik
pemeriksaan kulit dapat dilakukan dengan metode:
a. inspeksi
dan auskultasi
b. perkusi
dan palpasi
c. palpasi dan inspeksi
d. auskultasi
dan perkusi
e. inspeksi
dan perkusi
8. pada
proses penyembuhan luka, fase maturasi terjadi pada waktu:
a. minggu
ke-1 setelah perlukaan
b. minggu ke-3 setelah perlukaan
c. minggu
ke-5 setelah perlukaan
d. minggu
ke-6 setelah perlukaan
e. minggu
ke-8 setelah perlukaan
9. pada
pemeriksaan kulit kita dapat melihat adanya tanda penyembuhan luka, diantaranya:
a. proses
inflamasi
b. adanya
parut
c. adanya
perdarahan
d. infeksi tak kunjung sembuh
e. proses
granulasi jaringan
10. tujuan
yang ditetapkan pada perencanaan keperawatan, antara lain:
a. meningkatkan
hemostasis luka
b. mencegah infeksi
c. mencegah
cedera jaringan yang lebih lanjut
d. mempertahankan
integritas kulit
e. memperlama waktu penyembuhan
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Dewasa ini perawatan luka telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini
dimana pengertian luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.terdapat beberapa jenis luka Jenis
Luka:
1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi
Luka
Luka
Bersih (Clean Wounds)
Luka
bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds)
Luka
terkontaminasi (Contamined Wounds)
Luka
kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)
2. Berdasarkan
Kedalaman Dan Luasnya Luka.
- Stadium I
- Stadium II
- Stadium III
- Stadium IV
3.
Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.
- Luka Akut
- Luka Kronis
MACAM LUKA dan PENANGANANYA
1. Vulnus excoriasi (Luka
lecet)
2. Vulnus punctum (Luka
tusuk)
3. Vulnus contussum (luka
kontusiopin)
4. Vulnus insivum (Luka
sayat)
5. Vulnus schlopetorum
6. Vulnus combustion
(luka bakar)
7. Luka gigitan.
8. Laserasi atau Luka
Parut.
9. Terpotong atau
Teriris
2.
TES AKHIR BAB
SOAL:
1. Ketika
luka timbul akan memberikan beberapa efek yaitu, antara lain:
a. Hilangnya seluruh atau sebagian
fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d. Meningkatkan kekebalan tubuh
e. Kematian sel
2. Beberapa
organ dan system yang tidak terinfeksi pada luka bersih antara lain:
a. pencernaan
b. genital
c. kardiovaskuler
d. urinaria
e. pernafasan
3. Jenis
luka berdasarkan tingkat kontaminasinya dibagi menjadi beberapa bagian antara
lain:
a. clean
wounds
b. clean-contamined
wounds
c. infected
wounds
d. contamined
wounds
e. chronic
wounds
4. Hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan tanpa
merusk jaringan di bawahnya masuk dalam kategori luka:
a. stadium
I
b. stadium
II
c. stadium
III
d. stadium
IV
e. stadium
V
5. Istilah
lain dari luka memar yaitu:
a. vulnus
contussum
b. vulnus
punctum
c. vulnus
excoriasi
d. vulnus
invisum
e. vulnus
schlopetorum
6. Beberapa
factor yang mempengaruhi penyembuhan luka, antara lain:
a. usia,hipovolemia,
benda asing
b. hematoma,hipervolemia,diabetes
c. infeksi,iskemia,pengobatan
steroid
d. usia,iskemi,benda
asing
e. infeksi,pengobatan
steroid,hematoma
7. teknik
pemeriksaan kulit dapat dilakukan dengan metode:
a. inspeksi
dan auskultasi
b. perkusi
dan palpasi
c. palpasi
dan inspeksi
d. auskultasi
dan perkusi
e. inspeksi
dan perkusi
8. pada
proses penyembuhan luka, fase maturasi terjadi pada waktu:
a. minggu
ke-1 setelah perlukaan
b. minggu
ke-3 setelah perlukaan
c. minggu
ke-5 setelah perlukaan
d. minggu
ke-6 setelah perlukaan
e. minggu
ke-8 setelah perlukaan
9. pada
pemeriksaan kulit kita dapat melihat adanya tanda penyembuhan luka, diantaranya:
a. proses
inflamasi
b. adanya
parut
c. adanya
perdarahan
d. infeksi
tak kunjung sembuh
e. proses
granulasi jaringan
10. tujuan
yang ditetapkan pada perencanaan keperawatan, antara lain:
a. meningkatkan
hemostasis luka
b. mencegah infeksi
c. mencegah
cedera jaringan yang lebih lanjut
d. mempertahankan
integritas kulit
e.
memperlama waktu penyembuhan
KUNCI JAWABAN:
1. D
2. C
3. E
4. C
5. A
6. B
7. C
8. B
9. D
10. E
DAFTAR PUSTAKA
Ayos.2008.Asuhan
Keperawatan Luka. http://ayosz.wordpress.com/.Akses :14 September 2014
Carpenito, Lynda
Juall. (1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik.
Edisi 6. Jakarta:EGC
Doenges, M. G.
(2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17.
Jakarta: EGC.
Marison
Moya,(2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC
Nuliana. 2013.
Asuhan Keperawatan Luka. http://nulianamajid.blogspot.com/. Akses :14 September 2014
Potter And Perry. (1999). Fundamental
Keperawatan. Edisi 4 . Jakarta : EGC
Rahma.
2011.Askep Perawatan Luka. http://fakultasilmukeperawatan.blogspot.com/. Akses :14 September 2014.
Supriyono.2010.
Askep Perawatan Luka. http://askep-supriyono.blogspot.com/. Akses :14 September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar