A.
PENDAHULUAN
Telinga
adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal
dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Benda
asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang
dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing.
Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu
saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa
sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis
eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda
tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng
oleh setiap orang.
Pada
anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat
infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi,
orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan
menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam
karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat
saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa
dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.
1.
Konsep
Kunci
a. pengertian
benda asing
b. etiologi
askep kemasukan benda asing pada telinga
c. manifestasi
klinik askep kemasukan benda asing pada telinga
d. patofisiologis
askep kemasukan benda asing pada telinga
e. pemeriksaan
penunjang askep kemasukan benda asing pada telinga
f. pencegahan
masuknya benda asing ke dalam telinga
g. penatalaksanaan
askep kemasukan benda asing pada telinga
h. konsep
askep kemasukan benda asing pada telinga
2.
Petunjuk
a. Pelajari
materi BAB XIV dengan tekun, disiplin dan bersungguh-sungguh.
b. Penyajian
setiap bab meliputi: judul bab, pendahuluan, konsep-konsep kunci, petunjuk,
tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, penyajian materi, tugas
dan latihan, penutup, rangkuman, tes akhir bab yang disertai dengan kunci
jawaban dan daftar pustaka.
c. Dalam
uraian materi, pembaca akan menemukan beberapa test. test ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d. Kerjakan
soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin.
e. Ikuti
urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap agar mempermudah pembaca untuk
memahami isi materi.
f. Bacalah
sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda.
3.
Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Pembelajaran Umum
Mahasiswa
mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan kemasukan benda asing pada telinga.
b. Tujuan
Pembelajaran Khusus
Mahasiswa
mampu :
1. Menjelaskan
pengertian benda asing dengan tepat
2. Menjelaskan
etiologi dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
3. Menjelaskan
manifestasi klinik dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
4. Menjelaskan
patofisiologis dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
5. Menjelaskan
pemeriksaan penunjang dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan
tepat.
6. Menjelaskan
pencegahan benda asing masuk ke dalam telinga dengan tepat.
7. Menjelaskan
penatalaksanaan dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
8. Menjelaskan
konsep askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
A.
PENYAJIAN
MATERI
1.
Pengertian
Benda
asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang
dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing.
Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu
saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa
sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis
eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda
tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng
oleh setiap orang.
Benda
asing di liang telinga (Corpus Allenium) adalah benda asing yang di temukan di
liang telinga bervariasi sekali. Bisa berupa benda mati ataupun benda hidup,
binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral. Pada anak kecil sering
ditemukan kacang hijau, manik-manik, dan lain-lain. Pada orang dewasa yang
relatif sering adalah kapas cotton buds yang tertinggal, potongan korek api,
patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut dan
nyamuk.
Usaha
mengeluarkan benda asing sering kali akan lebih mendorongnya lebih ke dalam
liang telinga. Mengeluarkan benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang
hati-hati atau bila klien tidak kooperatif dapat berisiko trauma yang merusak
membran timpani atau struktur telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian
rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila benda asing
yang masih hidup seperti binatang serangga, binatang di liang telinga harus
dimatikan dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan
cairan (misalnya larutan revanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang di
tunggu selama 10 menit, setelah binatang telah pasti mati, Dikeluarkan secara
hati-hati dengan pinset atau di irigasi dengan air bersih yang hangat. Pastikan
juga tidak di dapatkan serpihan badan binatang yang tertinggal pada proses
pengeluaran benda asing tersebut karena dapat dikawatirkan terjadinya resiko
infeksi pada liang telinga luar ataupun tengah. Bila terjadi infeksi biasanya
ditandai dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan berupa demam sehingga
suhu tubuh klien bertambah panas. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan
pengait serumen.
Pada
anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat
infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi,
orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan
menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam
karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat
saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa
dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.
2.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan benda asing bisa berada diliang telinga yaitu :
a. Faktor
kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
b. Faktor
kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat
pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal
di dalam telinga
c. Faktor
kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk ke dalam telinga
contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Berikut beberapa benda asing yang
sering masuk ke telinga dan penangangan pertama yang bisa dilakukan:
a. Air
Sering
kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam
telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya.
Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda
lain di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya.
Segera kunjungi dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
b. Cotton
Buds
Cotton buds
tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga. Selain kapas bisa
tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang
bila tidak hati-hati menggunakannya.
c. Benda-benda
kecil
Anak-anak
kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya. Misalnya,
manik-manik mainan. Jika terjadi, segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba
mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang
praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
d. Serangga
Bila
telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam
telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat
binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
3.
Manifestasi
Klinik
Efek dari masuknya benda asing
tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala sampai dengan gejala
nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran. Beberapa efek yang dapat terjadi
yaitu sebagai berikut.
a. Merasa
tidak enak di telinga
Karena
benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak
enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan
akan mendorong benda asing yang masuk ke dalam menjadi masuk lagi.
b. Tersumbat
Karena
terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja membuat
telinga terasa tersumbat.
c. Pendengaran
terganggu
Biasanya
dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
d. Rasa
nyeri telinga / otalgia
Nyeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan
abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda
asing.
4.
Patofisiologis
Benda asing yang masuk ke telinga
biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pada anak – anak yaitu faktor
kesengajaan dari anak tersebut , faktor kecerobohan misalnya menggunakan
alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air,
serangga lalat , nyamuk dan lain-lain.
Masuknya benda asing ke dalam
telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan
perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan
benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan
benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke
bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai
membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai,
akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/ otalgia dan
kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
5.
Pemeriksaan
Penunjang
a. Pemeriksaan
dengan Otoskopik
Caranya
:
1) Bersihkan
serumen
2) Lihat
kanalis dan membran timpani
Interpretasi :
1) Warna
kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi.
2) Warna
kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.
3) Kemungkinan
gendang mengalami robekan.
b. Pemeriksaan
Ketajaman dengan Test Penyaringan Sederhana
1) Lepaskan
semua alat bantu dengar
2) Uji
satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3) Berdirilah
dengan jarak 30 cm
4) Tarik
nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5) Untuk
nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
c. Uji
Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Weber)
1) Menguji
hantaran tulang (tuli konduksi)
2) Pegang
tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3) Letakan
tangkai garpu tala pada puncak kepala klien.
4) Tanyakan
pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras.
Interpretasi
1) Normal:
suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah kepala)
2) Tuli
kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi:
otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.
3) Tuli
sensorineural: suara lateralisasi kebagian telinga yang lebih baik.
d. Uji
Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Rine)
1) Membandingkan
konduksi udara dan tulang
2) Pegang
garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3) Sentuhkan
garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi
pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)
4) Tanyakan
klien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik)
5) Ulangi
pada telinga berikutnya
Interpretasi
1) Normal:
terdengar terus suara garpu tala.
2) Klien
dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi
tulang (Rine negatif)
6.
Pencegahan
Usaha
pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
a. Kebiasaan
terlalu sering memakai cotton buds untuk membersihkan telinga sebaiknya dijauhi
karena dapat menimbulkan beberapa efek samping: kulit telinga kita yang
ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat gerakan menyapu kotoran di
telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang.
Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang sangat tidak
nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong Cottonbud, maka
dapat melukai atau menembus gendang telinga.
b. Hindarkan
memberi mainan berupa biji-bijian atau manik-manik pada anak-anak, dapat tejadi
bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan
nafas.
7.
Penatalaksanaan
a. Ekstrasi
benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator (khususnya
gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan dalam narcosis
umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
b. Bila
benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan terlebih
dahulu dengan meneteskan larutan pantokain, alcohol, rivanol atau minyak.
Kemudian benda asing dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah
benda asing keluar, liang telinga dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada
laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari dan
analgetik jika perlu. Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati
biasanya dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Bila klien tidak kooperatif
dan beresiko merusak gendang telinga atau struktur- struktur telinga tengah,
maka sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan. Benda
asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik
keluar. Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian
pada anak yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu
kepala yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati
karena dapat menyebabkan trauma pada membran timpani.
8.
Konsep
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat
masuknya benda asing pada telinga
Tanyakan
kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga,
apa jenis benda asing yang masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil dll,
tindakan yang sudah dilakukan di rumah.
2. Riwayat
kesehatan
a. Keluhan
utama saat MRS
Penderita
biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, nyeri, rasa tidak enak
ditelinga.
b. Riwayat
kesehatan masa lalu
Riwayat
kesehatan masa lalu yang berhubungan degan gangguan pendengaran karena benda
asing adalah kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang tidak benar .
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Meliputi
penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea,
kehilangan pendengaran. Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas
masalahnya, penyebabnya dan penanganan sebelumnya.
3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernapas
b. Makan
dan Minum
c. Eliminasi
d. Gerak
dan Aktivitas
e. Istirahat
dan Tidur
f. Kebersihan
Diri
g. Pengaturan
Suhu Tubuh
h. Rasa
Nyaman
i. Rasa
Aman
j. Sosialisasi
dan Komunikasi
k. Prestasi
dan Produktivitas
l. Ibadah
m. Rekreasi
n. Belajar
4. Pemeriksaan
Fisik
a) Inspeksi
daun telinga
Caranya:
Pada dewasa daun telinga ditarik keatas lalu ke belakang, pada anak-anak daun
telinga ditarik ke belakang, dan pada bayi biasanya daun telinga di tarik ke
bawah.
Diperhatikan:
posisi, warna, ukuran, bentuk, kesimetrisan, seluruh permukaan dan lateral
b) Palpasi
a. Palpasi
daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul.
b. Palpasi
prosesus mastoideus: nyeri, pembengkakan dan nodul.
c. Lakukan
penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.
B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, fisik, kimia.
2. Gangguan sensori persepsi (auditor)
berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan
laserasi kulit dan trauma membran timpani.
4. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pengobatan.
C. PERENCANAAN
/ INTERVENSI
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, dan kimia
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri klien dapat berkurang, dengan kriteria
hasil :
·
Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
·
Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
|
·
Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter
dan intensitas skala nyeri (0-5).
·
Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided
imager.
·
Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi.
|
·
Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk
intervensi selanjutnya.
·
Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau
mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
·
Membantu mengurangi nyeri.
|
Gangguan
sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran
klien meningkat, KH:
·
Klien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu
pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari
garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan
·
Klien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang
diajukan kepadanya
|
·
Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua
telinga terlibat.
·
Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau, jika
diperlukan seperti musik lembut.
·
Anjurkan klien dan keluarganya untuk mematuhi program
terapi yang diberikan.
|
·
Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran klien dan untuk
menentukan intervensi selanjutnya.
·
Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran
yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang.
·
Mematuhi
program
terapi akan mempercepat proses penyembuhan.
|
Risiko
infeksi berhubungan dengan laserasi
kulit dan trauma membran timpani.
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, dengan kriteria
hasil:
·
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor,
tumor, fungsiolaesa
·
Tanda-tanda vital dalam batas normal
|
·
Observasi adanya tanda-tanda terjadinya infeksi (kalor,
dolor, rubor, tumor dan fungsiolesa).
·
Observasi tanda-tanda vital.
·
Pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan.
·
Kolaborasi:
Berikan antibiotika sesuai indikasi. |
·
Mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi dan indicator
dalam melakukan intervensi selanjutnya.
·
Menetapkan data dasar klien, terjadi peradangan dapat
diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
·
Tindakan aseptik saat merupakan tindakan preventif terhadap
kemungkinan terjadi infeksi.
·
Menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur dan menurunkan
risiko infeksi.
|
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit
pengobatan
|
Setelah
diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan
mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan, dengan kriteria hasil:
·
Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
·
Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk
kesiapan belajar
|
·
Kaji tingkat pengetahuan klien.
·
Berikan informasi pada klien tentang perjalanan
penyakitnya.
·
Berikan penjelasan pada klien tentang setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
|
·
Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan klien tentang
penyakitnya serta indikator dalam melakukan intervensi.
·
Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan.
·
Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan
kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan
|
D. IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai
dengan intervensi yang telah dibuat.
E. EVALUASI
1. Setelah diberikan tindakan
keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil :
a. Melaporkan nyeri berkurang/
terkontrol.
b. Menunjukkan ekspresi wajah/ postur
tubuh rileks.
2. Setelah diberikan tindakan
keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat, KH:
a. Pasien dapat mendengar dengan baik
tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling
keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan.
b. Pasien tidak meminta mengulang
setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya.
3. Setelah diberikan asuhan
keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil :
a. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (
kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa).
b. Tanda- tanda vital dalam batas
normal.
4. Setelah diberikan tindakan
keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan
penanganan yang bersangkutan, dengan kriteria hasil:
a. Melaporkan pemahaman mengenai
penyakit yang dialami.
b. Menanyakan tentang pilihan terapi
yang merupakan petunjuk kesiapan bel.
B.
TUGAS
DAN LATIHAN
1. Yang
tidak termasuk benda mati yang dapat menyumbat telinga adalah ...
A. manik-manik D. kerikil
B. serangga E. potongan korek api
C.
cotton buds
2. Faktor
yang menyebabkan benda asing dapat berada di liang telinga yaitu ...
A. faktor
kesengajaan D. A
dan B benar
B. faktor
kebetulan E. semua benar
C. faktor
kecerobohan
3. Efek
yang terjadi akibat telinga kemasukan benda asing adalah, kecuali ...
A.
pendengaran terganggu D.
merasa tidak enak di telinga
B.
otalgia E.
tersumbat
C. merasa tidak
enak badan
4. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kemasukan benda asing pada telinga
adalah ...
A.
pemeriksaan ketajaman D.
pemeriksaan otoskopik
B.
uji weber E. semua benar
C.
uji rine
5. Efek
samping yang ditimbulkan dari terlalu seringnya menggunakan cotton buds yaitu,
kecuali ...
A. telinga
menjadi bersih
B.
bulu-bulu halus di dalam telinga akan rusak
C.
kulit telinga menjadi lecet sehingga menyebabkan infeksi
D.
mekanisme pembersihan alami akan hilang
E.
telinga menjadi tidak nyaman karena adanya infeksi
6. Berikut
marupakan hal-hal yang dikaji pada riwayat masuknya benda asing pada telinga,
kecuali ...
A. tanyakan kepada klien mengenai
proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga
B. apa jenis benda asing yang masuk
C.
apakah klien mengeluhkan pendengarannya mulai menurun
D. tindakan yang sudah dilakukan di
rumah
E. jenis tindakan yang sudah
dilakukan di rumah
7. Diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan dari askep kemasukan benda asing pada telinga
yaitu ...
A.
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik dan kimia
B. gangguan sensori persepsi
(auditor) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
C. resiko infeksi berhubungan dengan
laserasi kulit dan trauma membran timpani
D.
jawaban A, B, C benar
E. semua salah
8. Hal-hal
yang dilakukan pada uji weber yaitu, kecuali ...
A.
menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
B. membandingkan
konduksi udara dan tulang
C.
pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
D.
letakkan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien
E.
tanyakan pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras
9. Hal
yang diperhatikan ketika melakukan
inspeksi pada daun telinga yaitu ...
A.
posisi D.
kesimetrisan
B.
warna E. semua benar
C.
ukuran
10. Nyeri
yang dirasakan pada klien dapat berarti seperti berikut ini, kecuali ...
A.
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret
B.
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis
C.
ancaman pembentukan abses otak
D. biasanya
dijumpai tuli konduktif
E.
tanda berkembangnya komplikasi telinga
C.
PENUTUP
1.
Rangkuman
Benda
asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang
dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing.
Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu
saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk
tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis
eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda
tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng
oleh setiap orang.
Usaha
mengeluarkan benda asing sering kali akan lebih mendorongnya lebih ke dalam
liang telinga. Mengeluarkan benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang
hati-hati atau bila klien tidak kooperatif dapat berisiko trauma yang merusak
membran timpani atau struktur telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian
rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila benda asing
yang masih hidup seperti binatang serangga, binatang di liang telinga harus
dimatikan dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan
cairan (misalnya larutan revanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang di
tunggu selama 10 menit, setelah binatang telah pasti mati, Dikeluarkan secara
hati-hati dengan pinset atau di irigasi dengan air bersih yang hangat. Pastikan
juga tidak di dapatkan serpihan badan binatang yang tertinggal pada proses
pengeluaran benda asing tersebut karena dapat dikawatirkan terjadinya resiko
infeksi pada liang telinga luar ataupun tengah. Bila terjadi infeksi biasanya
ditandai dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan berupa demam sehingga
suhu tubuh klien bertambah panas. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan
pengait serumen.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
benda asing dapat masuk ke dalam telinga yaitu faktor kesengajaan, faktor
kecerobohan, dan faktor kebetulan. Benda-benda yang
biasanya dapat masuk ke dalam telinga adalah air, cotton buds, benda-benda
kecil seperti manik-manik, dan serangga. Apabila benda-benda tersebut masuk ke
dalam telinga, kita akan merasakan rasa tidak enak di telinga, tersumbat,
pendengaran terganggu hingga rasa nyeri pada telinga atau otalgia karena
terjadinya infeksi.
Beberapa
pemeriksaan yang dapat dilakukan apabila telinga kita kemasukan benda asing
yaitu pemeriksaan dengan otoskopik, pemeriksaan ketajaman dengan test
penyaringan sederhana, uji ketajaman dengan garpu tala (uji weber), uji ketajaman
dengan garpu tala (uji rine). Usaha pencegahan yang dapat dilakukan agar
telinga tidak kemasukan benda asing: hindari kebiasaan terlalu sering memakai
cotton buds. Selain itu juga, hindari memberi anak-anak mainan yang berupa
biji-bijian dan manik-manik karena selain dapat menyumbat telinga, benda-benda
tersebut juga dapat menyumbat saluran pernafasan apabila tertelan.
2.
Tes
Akhir Bab
SOAL
1. Yang
tidak termasuk benda mati yang dapat menyumbat telinga adalah ...
A. manik-manik D. kerikil
B.
serangga E. potongan korek api
C.
cotton buds
2. Faktor
yang menyebabkan benda asing dapat berada di liang telinga yaitu ...
A. faktor
kesengajaan D. A
dan B benar
B. faktor
kebetulan E.
semua benar
C. faktor
kecerobohan
3. Efek
yang terjadi akibat telinga kemasukan benda asing adalah, kecuali ...
A.
pendengaran terganggu D.
merasa tidak enak di telinga
B.
otalgia E.
tersumbat
C.
merasa tidak enak badan
4. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kemasukan benda asing pada telinga
adalah ...
A.
pemeriksaan ketajaman D.
pemeriksaan otoskopik
B.
uji weber E.
semua benar
C.
uji rine
5. Efek
samping yang ditimbulkan dari terlalu seringnya menggunakan cotton buds yaitu,
kecuali ...
A.
telinga menjadi bersih
B.
bulu-bulu halus di dalam telinga akan rusak
C.
kulit telinga menjadi lecet sehingga menyebabkan infeksi
D.
mekanisme pembersihan alami akan hilang
E.
telinga menjadi tidak nyaman karena adanya infeksi
6. Berikut
marupakan hal-hal yang dikaji pada riwayat masuknya benda asing pada telinga,
kecuali ...
A. tanyakan kepada klien mengenai
proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga
B. apa jenis benda asing yang masuk
C. apakah klien mengeluhkan
pendengarannya mulai menurun
D. tindakan yang
sudah dilakukan di rumah
E. jenis tindakan yang sudah
dilakukan di rumah
7. Diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan dari askep kemasukan benda asing pada telinga
yaitu ...
A.
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik dan kimia
B. gangguan sensori persepsi
(auditor) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
C. resiko infeksi berhubungan
dengan laserasi kulit dan trauma membran timpani
D. jawaban A, B, C benar
E. semua salah
8. Hal-hal
yang dilakukan pada uji weber yaitu, kecuali ...
A.
menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
B.
membandingkan konduksi udara dan tulang
C.
pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
D.
letakkan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien
E. tanyakan pada klien, letak suara dan
sisi yang paling keras
9. Hal
yang diperhatikan ketika melakukan
inspeksi pada daun telinga yaitu ...
A.
posisi D.
kesimetrisan
B.
warna E.
semua benar
C.
ukuran
10. Nyeri
yang dirasakan pada klien dapat berarti seperti berikut ini, kecuali ...
A.
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret
B.
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis
C.
ancaman pembentukan abses otak
D.
biasanya dijumpai tuli konduktif
E.
tanda berkembangnya komplikasi telinga
KUNCI JAWABAN
1.
B 6.
C
2.
E 7.
D
3.
C 8.
B
4.
E 9.
E
5.
A 10. D
DAFTAR PUSTAKA
Asfuri,
Ibranu. 2013. Benda asing di Liang
Telinga (available at http://agibranart.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo_8.html).
Diakses pada 10 September 2014.
Doenges, E, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Edisi 3).
EGC: Jakarta.
Gunawan,Fajar.2013.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
“KEMASUKAN BENDA ASING PADA TELINGA”(available at http://fagunzz.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html).
Diakses pada 4 September 2014.
Sylvia & Lorraine M. Willson.
1995. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit (Edisi 4). EGC: Jakarta.
Upik. 2013. Gangguan
Telinga karena Benda Asing ( available at http://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-gangguan-telinga-karena-benda.html)
Diakses pada 10 September 2014.
Widiastuti,Ari.2010.Askep Benda asing pada telinga (korpus
allenium) (available at http://nursingisbeautiful.wordpress.com/2010/09/23/askep-benda-asing-pada-telinga-korpus-allenium/#more-14).
Diakses pada 4 September 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar