A. PENDAHULUAN
Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan
upaya pemberdayaan masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat. Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat dicegah
melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku di
masyarakat tidaklah mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta
langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam
pembangunan kesehatan telah diakui oleh berbagai pihak, oleh sebab itu didalam
Grand Strategy Departemen Kesehatan yang tertuang pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 457 Tahun 2008, telah ditetapkan Visi pembangunan kesehatan
adalah: “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” serta Misi: “Membuat
Masyarakat Sehat” dengan Strategi: “Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat
Untuk Hidup Sehat”. Secara makro paradigma
sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan
kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif melalui pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari
rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset atau
modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya.
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa
rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu
untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk
melaksanakan PHBS (Depkes, 2009)
1. KONSEP-KONSEP
KUNCI
a.
Pengertian
Promosi Kesehatan
b.
Sasaran
Promosi Kesehatan
c.
Pengertian
Rumah Tangga
d.
Fungsi
Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
e.
Penerapan
Promosi Kesehatan di Rumah Tangga
2. PETUNJUK
a.
Pelajari
materi BAB XIII dengan tekun dan disiplin
b.
Penyajian
setiap BAB meliputi: judul BAB dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi,
tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan
latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir BAB yang disertai dengan kunci jawaban
c.
Dalam
uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan
pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian
d.
Kerjakan
soal-soal latihan dan soal akhir BAB dengan tekun dan disiplin
e.
Bacalah
sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda
f.
Ikuti
turutan penyajian setiap BAB tahap demi tahap
g.
Selamat
belajar, semoga sukses
3. TUJUAN
PEMBELAJARAN
a.
Tujuan
Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang penerapan promosi kesehatan di rumah
tangga
b.
Tujuan
Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu memahami tentang:
1)
Penjelasan
Pengertian Promosi Kesehatan
2)
Penjelasan
Sasaran Promosi Kesehatan
3)
Penjelasan
Pengertian Rumah Tangga
4)
Penjelasan
Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
5)
Penjelasan
Penerapan Promosi Kesehatan di Rumah Tangga
B. PENYAJIAN
MATERI
a. Pengertian
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan
sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni,
yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi
program-program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan, misalnya
pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan,
kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan, dan sebagainya, perlu
ditunjang atau dibantu oleh promosi kesehatan
Promosi kesehatan
merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya
proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan
adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan (perbaikan), baik di
dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam lingkungannya
(lingkungan fisik, social budaya, politik, dan sebagainya).
b. Sasaran
Promosi Kesehatan
Berdasarkan
pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok
sasaran, antara lain:
·
Sasaran
Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan
atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini
dapat dikelompokkan menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu
hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah
untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap
sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
·
Sasaran
Sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk sasaran sekunder antara lain para tokoh masyarakat, tokoh
agama, tokoh adat, dan sebagainya.
·
Sasaran
Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier promosi kesehatan
c. Pengertian
Rumah Tangga
Keluarga atau rumah
tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku
masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Orang tua (ayah
dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini.
Karena orang tua, terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku dan terutama
perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka. Keluarga
merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia.
Ada beberapa ahli yang menjelaskan, bahwa kata tangga dalam rumahtangga
berarti susunan atau tingkat, mungkin semacam hirarki, baik hirarki
tanggungjawab, hirarki wewenang, hirarki kepatuhan, dan sebagainya. Jadi,
dengan menganggap bahwa tangga adalah susunan, maka para pemikir menjelaskan
bahwa dalam rumahtangga harus ada susunan dan tingkatan wewenang dan
tanggungjawab yang diatur dan dikelola dengan baik sehingga tercipta harmoni
yang apik.
d. Fungsi
Keluarga dalam Perawatan Kesehatan
Fungsi keluarga
yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat
dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga
tersebut adalah (Frieman, 1998):
·
Mengenal
masalah kesehatan
·
Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
·
Memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit
·
Mempertahankan
suasana rumah yang sehat
·
Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
e. Penerapan
Promosi Kesehatan di Rumah Tangga
Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat telah ditetapkan pembangunan
nasional berwawasan kesehatan. Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan pendekatan Promosi Kesehatan. Untuk mewujudkan perilaku
hidup bersih dan sehat ditetapkan visi Nasional Promosi Kesehatan yaitu
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Dalam implementasinya Promosi Kesehatan
didukung oleh tiga strategi yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan
advokasi.
Kesehatan merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia, oleh
karena itu perlu dipelihara dan ditingkatkan. Status kesehatan masyarakat
antara lain ditentukan oleh Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
dan Umur Harapan Hidup (UHH).
Angka kematian ibu yang tinggi sangat erat kaitannya
dengan ditolong tidaknya persalinan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab
langsung kematian bayi terbanyak disebabkan karena pertumbuhan janin yang
sangat lambat, kekurangan janin pada bayi, kelahiran premature dan berat bayi
rendah.
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Sedangkan untuk penyebab tidak langsung adalah kurangnya ibu yang memberikan ASI secara eksklusif, sehingga banyak bayi yang mudah terkena penyakit infeksi seperti diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Perubahan tingkat kesehatan juga memicu transisi
epidemiologi penyakit, yakni bertambahnya penyakit degenerasi atau dikenal
dengan penyakit tidak menular (PTM). Saat ini PTM seperti penyakit jantung, stroke,
hipertensi, diabetes mellitus merupakan penyebab utama kematian dan
ketidakmampuan fisik yang diderita oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Terjadinya
PTM ternyata telah mempunyai prakondisi sejak dalam kandungan dan masa
pertumbuhan seperti berat bayi lahir rendah, kurang gizi dan terjadinya
infeksi berulang, juga diperberat oleh perilaku tidak sehat. Perilaku tidak
sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat antara lain merokok,
kurang aktivitas fisik dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur.
Permasalahan di atas dapat di cegah dengan melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di rumah tangga. Ini karena anggota
rumah tangga merupakan asset yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam
menjaga memelihara kesehatan.
Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri)
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari pun sangat banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang
mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang cukup, membuang sampah pada
tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri. Sedangkan yang akan dibahas
disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga.
1) Pengertian PHBS di
Rumah Tangga
PHBS
di Rumah Tangga adalah upaya unutk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2)
Landasan Hukum
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak
PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS:
·
Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga
Sejahtera.
·
Undang-undang No. 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
·
Undang-undang
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
·
Peraturan Pemerintah
No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi
sebagai Daerah Otonom
·
Peraturan Pemerintah
No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan.
·
Peraturan Pemerintah
No. 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal di Bidang
Kesehatan.
·
Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi
Daerah No. 53 tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
·
Keputusan
menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan.
·
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah
·
Predisposing, adalah
faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadi perilaku seseorang,
antara lain pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan nilai-nilai, tradisi,
disebut.
·
Enabling, adalah
faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau tindakan
yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
·
Reinforcing, adalah
faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya.
4) Sasaran PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh
anggota keluarga:
·
Pasangan
usia subur
·
Ibu
hamil dan menyusui
·
Anak dan
remaja
·
Usia
lanjut
·
Pengasuh
anak
5) Manfaat PHBS di
Rumah Tangga:
·
Anggota keluarga
meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
·
Anak tumbuh sehat
dan cerdas
·
Produktivitas anggota keluarga meningkat
·
Pengeluaran biaya dapat di alokasikan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan & modal usaha untuk peningkatan
pendapatan
·
Mampu mengupayakan lingkungan sehat
·
Mampu mencegah & menanggulangi masalah
kesehatan
·
Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
·
Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat seperti Posyandu, JPKM, tabungan bersalin, arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulan desa
6) Langkah langkah
pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Di Kabupaten Kota
·
Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS
di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan
desa/kelurahan
·
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
kepada Tim Penggerak PKK
·
Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk
memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan
·
Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS
di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah Tangga tingkat kabupaten /kota
·
Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana
Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat kabupaten/kota
Di
Kecamatan
·
Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS
di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK di seluruh desa /kelurahan
·
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
kepada Tim Penggerak PKK desa /kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya.
·
Mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait
untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah
Tangga di seluruh desa/kelurahan
·
Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan
pembinaan PHBS di Rumah Tangga berdasarkan prioritas masalah PHBS tingkat
desa/kelurahan
·
Melatih TP-PKK desa/kelurahan dalam
melaksanakan pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
·
Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS
di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah Tangga diseluruh desa.
·
Mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS di
seluruh desa/kelurahan ke Dinasa Kesehatan kabupaten/kota untuk diolah lebih
lanjut melalui Sistem Informsi Manajemen PHBS (SIM-PHBS).
·
Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga
tingkat desa/kelurahan.
·
Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana
Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat desa/kelurahan.
Di Desa/Kelurahan
·
Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
·
Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
·
Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
·
Perencanaan kegiatan
·
Penggerakan dan Pelaksanaan Kegiatan
·
Pemantauan dan Penilaian
7) Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah
tangga, yakni:
a)
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi.
Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun
bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan
bayi.
b)
Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu
dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
c)
Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan
bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita
tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan,
catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui
perkembangan dari Balita tersebut.
d)
Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih
dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air
minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit.
e)
Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan
di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan
kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah
tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan
tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum
memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi.
f)
Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu
ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas
tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan
tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan,
dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang
cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
g)
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah
pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak
mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll
yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur,
Menutup).
h)
Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi
sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam
vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
i)
Melakukan aktifitas fisik setiap hari :
aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis
aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan
kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
j)
Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu
puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia
berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Jika ada
anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka
asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu
sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu
saja berefek buruk bagi kesehatan. Rumah sebagai tempat berlindung bagi
keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu, perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang
terasa mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak
dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga
pemerintah.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di
lingkungan keluarga. Masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun
elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip
gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS
ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar seperti Surabaya dan
juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan
sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan PHBS.
Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS
di lingkungan keluarga, tentu sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif
masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya
mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola perilaku kehidupan
masyarakat yang sehat secara kerkesinambungan.
C. TUGAS
DAN LATIHAN
1. Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang
dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua
sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni
a.
Promkes
merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan
b. Praktisi
atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain
c.
Promkes
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku.
d.
Program
kesehatan yang dirancang untuk perubahan
e.
Upaya
pemberdayaan masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat
2. Berdasarkan
pentahapan upaya promkes, rumah tangga termasuk ke dalam sasaran…
a.
Primary
target
b. Secondary
target
c. Tertiary
target
d. Quarter
target
e. Sasaran
Tersier
3. Landasan
hukum pembinaan PHBS di rumah tangga tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah adalah…
a.
Undang-undang
No. 32 Tahun 2004
b.
Peraturan Pemerintah
No. 76 Tahun 2001
c.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 114/Menkes/SK/VIII/2005
d.
Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi
Daerah No. 53 tahun 2000
e.
Keputusan
menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004
4. Faktor-faktor yang memungkinkan
atau yang memfasilitas perilaku atau tindakan dalam promosi kesehatan rumah tangga adalah…
a.
Predisposing
b.
Reinforcing
c.
Enabling
d.
Prevention
e.
Promoting
5. Sasaran
PHBS di rumah tangga kecuali…
a. Anak
dan remaja
b. Usia
lanjut
c. Pengasuh
anak
d. Pasangan
usia subur
e.
Bayi
6. Salah
satu langkah-langkah pembinaan PHBS di Kecamatan adalah…
a. Sosialisasi
pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK
b. Memberikan
penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat
kabupaten/kota
c. Memantau
kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah Tangga
tingkat kabupaten/kota
d. Mengeluarkan
kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK di
seluruh kecamatan dan desa/kelurahan
e. Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
kepada Tim Penggerak PKK desa /kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya
7. Sedangkan
langkah-langkah pembinaan PHBS di Desa/Kelurahan, kecuali…
a.
Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
b.
Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
c.
Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
d.
Perencanaan kegiatan
e. Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga
tingkat desa/kelurahan
8. Yang
termasuk 10 indikator PHBS dalam rumah tangga kecuali…
a.
Menimbang Balita setiap bulan
b.
Gunakan Jamban Sehat
c. Memberantas jentik di rumah sekali sebulan
d.
Makan buah dan sayur setiap hari
e.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
9. Salah
satu indicator promosi kesehatan adalah informasi mengenai Penimbangan Bayi
Setiap Bulan. Ini dilakukan sejak usia…
a. 1
bulan hingga 6 bulan
b. 1
bulan hingga 1 tahun
c. 1
bulan hingga 3 tahun
d.
1
bulan hingga 5 tahun
e. 1
bulan hingga 10 tahun
10. Tugas
kesehatan keluarga antara lain kecuali…
a.
Mengenal
masalah kesehatan
b.
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
yang salah
c.
Memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d.
Mempertahankan
suasana rumah yang sehat
e.
Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Promosi kesehatan
adalah program kesehatan yang dirancang untuk perubahan (perbaikan), baik di
dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dalam lingkungannya (lingkungan
fisik, social budaya, politik, dan sebagainya). Berdasarkan pentahapan upaya
promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran
yaitu Sasaran Primer (Primary
Target), Sasaran Sekunder
(Secondary Target), dan Sasaran
Tersier (Tertiary Target). Promosi kesehatan dalam rumah tangga termasuk
kedalam sasaran primer.
Keluarga atau rumah
tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai perilaku
masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Fungsi keluarga
yang penting dalam kesehatan adalah fungsi perawatan kesehatan.
Didalam rumah tangga terdapat banyak sekali masalah tentang kesehatan
akibat kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai PHBS (Prilaku Hidup Bersih
dan Sehat). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya unutk
memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian
dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi PHBS Rumah Tangga adalah predisposing, enabling, reinforcing dan sasaran
PHBS utama di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga diantaranya pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui,
anak dan remaja, usia lanjut, pengasuh anak. PHBS
di rumah tangga bermanfaat untuk nggota meningkatkan kesehatan anggota keluarga dan
tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas anggota keluarga
meningkat, dan sebagainya. Langkah-langkah
pembinaan PHBS di rumah tangga dimulai dari Kabupaten/Kota, Kecamatan,
hingga ke Desa/Kelurahan. Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah
tangga, yakni persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang Balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci
tangan pakai sabun, gunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah
dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak merokok di
dalam rumah. Upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu sangat
tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya masing-masing. Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan
mendukung pola perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara
kerkesinambungan.
2. TES
AKHIR BAB
Soal
1.
Promosi
kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai
dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari
sisi seni, yakni
a.
Promkes
merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan
b.
Praktisi
atau aplikasi promosi kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain
c.
Promkes
bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya
memfasilitasi perubahan perilaku.
d.
Program
kesehatan yang dirancang untuk perubahan
e.
Upaya
pemberdayaan masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan
sehat
2.
Berdasarkan pentahapan upaya promkes,
rumah tangga termasuk ke dalam sasaran…
a. Primary
target
b. Secondary
target
c. Tertiary
target
d. Quarter
target
e. Sasaran
Tersier
3.
Landasan hukum pembinaan PHBS di rumah
tangga tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah adalah…
a.
Undang-undang
No. 32 Tahun 2004
b.
Peraturan Pemerintah
No. 76 Tahun 2001
c.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 114/Menkes/SK/VIII/2005
d.
Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi
Daerah No. 53 tahun 2000
e.
Keputusan
menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004
4.
Faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau tindakan dalam promosi kesehatan rumah tangga
adalah…
a.
Predisposing
b.
Reinforcing
c.
Enabling
d.
Prevention
e.
Promoting
5.
Sasaran PHBS di rumah tangga kecuali…
a. Anak
dan remaja
b. Usia
lanjut
c. Pengasuh
anak
d. Pasangan
usia subur
e. Bayi
6.
Salah satu langkah-langkah pembinaan
PHBS di Kecamatan adalah…
a.
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
kepada Tim Penggerak PKK
b.
Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana
Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat kabupaten/kota
c.
Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS
di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah Tangga tingkat kabupaten/kota
d.
Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS
di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan
desa/kelurahan
e.
Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
kepada Tim Penggerak PKK desa /kelurahan dan organisasi masyarakat lainnya
7.
Sedangkan langkah-langkah pembinaan PHBS di
Desa/Kelurahan, kecuali…
a.
Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
b.
Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
c.
Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
d.
Perencanaan kegiatan
e.
Melaksanakan penilaian PHBS di Rumah Tangga
tingkat desa/kelurahan
8.
Yang termasuk 10 indikator PHBS dalam rumah
tangga kecuali…
a.
Menimbang Balita setiap bulan
b.
Gunakan Jamban Sehat
c.
Memberantas jentik di rumah sekali sebulan
d.
Makan buah dan sayur setiap hari
e.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
9.
Salah satu indicator promosi kesehatan
adalah informasi mengenai Penimbangan Bayi Setiap Bulan. Ini dilakukan sejak
usia…
a. 1
bulan hingga 6 bulan
b. 1
bulan hingga 1 tahun
c. 1
bulan hingga 3 tahun
d. 1
bulan hingga 5 tahun
e. 1
bulan hingga 10 tahun
10. Tugas
kesehatan keluarga antara lain kecuali…
a.
Mengenal
masalah kesehatan
b.
Mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang salah
c.
Memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d.
Mempertahankan
suasana rumah yang sehat
e.
Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Kunci
Jawaban
1.
B
2.
A
3.
C
4.
C
5.
E
6.
E
7.
E
8.
C
9.
D
10. B
E. DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Upaya Peningkatan Strata Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat Rumah Tangga
Melalui Strategi Promosi Kesehatan: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/9247. Diakses pada 6 September 2014 Pukul 15.11
WITA
Anonim. 2013. Definisi Rumah Tangga:
http://alamandang.wordpress.com/2013/08/01/definisi-rumahtangga-adalah/. Diakses pada 5 september 2014 Pukul 21.13
WITA
Lamawati, Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat: http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/. Diakses pada 4 September 2014 Pukul 20.10
WITA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta
Padila. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika
kak blog nya menarik n bermanfaat bgt makasih ya kak
BalasHapusterimakasih banyak lengkap sekali pembahasan mengenai promosi kesehatan, salam kenal ya
BalasHapus