A.
PENDAHULUAN
Lawrence
Green (1984) merumuskan definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan
ini jelas, bahwa promosi kesehatan pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan
untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan. Ottawa Charter (1986) berpendapat, Health
Promotion is “the process of enabling people
to control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya). Menurut
Victorian
Health Fundation – Australia (1997), Health
Promotion is a program are design to bring about ‘change’
within people, organization, communities and their environment. Sedangkan
Bangkok Charter (2005) menyatakan Health Promotion is “the process of enabling people to increase
control over their health and its determinants, and thereby improve their
health”. Jadi Promosi Kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Secara
prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas,
keluarga maupun individu. Sasaran promosi kesehatan juga dapat dikelompokkan
menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan institusi pelayanan kesehatan.
Dalam memenuhi sasaran promosi kesehatan tersebut maka harus ditemukan
prioritas masalah yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Mengkaji kebutuhan promosi kesehatan
diidentifikasi dari pendekatan dan model dalam pelaksanaan promosi kesehatan,
yang memungkinkan sebuah program promosi kesehatan direalisasikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Promosi kesehatan yang berorientasi
kepada kebuthan dan permintaan masyarakat, dalam pelaksanaannya selalu
dihadapkan pada keterbatasan waktu, sumber dan energi. Oleh karena itu, cara
efektif dalam melaksanakan promosi kesehatan adalah menetapkan skala prioritas.
1.
KONSEP-KONSEP
KUNCI
a. Promosi kesehatan
b. Faktor Predisposisi
c. Pengkajian Riwayat Kesehatan
d. Pengkajian Fisik
e. Pengkajian Kesiapan Pasien untuk Belajar
f. Kesiapan Emosi
g. Kesiapan Kognitif
h. Kesiapan Berkomunikasi
i.
Pengkajian
Motivasi
j.
Pengkajian
Faktor Pemungkin
k. Pengkajian Faktor Penguat
2.
PETUNJUK
a. Pelajari BAB II Mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan
dengan seksama
b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan
konsep-konsep kunci, petunjuk, tujuan pembelajaran secara umum dan khusus,
paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman dan soal-soaldi akhir bab yang
dilengkapi dengan kunci jawaban.
c. Kerjakan setiap soal dengan tekun dan lakukan evaluasi
disetiap soalnya.
d. Carilah sumber-sumber pendukung yang memperdalam
pengetahuan tentang promosi kesehatan
e. Ikuti, simak dan pahami penyajian di setiap tahap.
3.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
a.
Tujuan
Pembelajaran Umum
Memahami prioritas masalah di masyarakat dan mengkaji kebutuhan
promosi kesehatan.
b.
Tujuan
Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti
perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan:
1. Memahami
konsep dasar promosi kesehatan.
2. Mampu
menjelaskan pengkajian-pengkajian
yang terkait dengan promosi kesehatan.
3. Mampu mengidentifikasi hubungan antara kebutuhan dengan
promosi kesehatan.
B.
PENYAJIAN
MATERI
Untuk
mengidentifikasi individu yang menjadi sasaran kegiatan promosi kesehatan
merupakan proses yang kompleks. Pada beberapa kasus, individu lebih bersifat menerima pertolongan daripada
menggunakannya, seperti menerima anjuran, informasi atau penyuluhan kesehatan.
Selain itu suatu pelayanan dapat tidak terjangkau atau tidak menarik minat
kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tindakan positif mungkin diperlukan agar
setiap individu mendapat kesempatan yang sama terhadap promosi kesehatan.
Salah
satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan dan
membuat prioritas dari kegiatan promosi kesehatan. Menurut Supranto (2001),
maksud menentukan kebutuhan adalah membentuk suatu daftar semua dimensi mutu
yang penting dalam mneguraikan barang atau jasa. Penting atau tidaknya
prioritas suatu kegiatan promosi kesehatan dengan jasa yang dihasilkan bagi
sasaran bergantung pada persepsi sasaran terhadap kebutuhan promosi kesehatan
itu sendiri sebagai pengguna dan penerima promosi kesehatan.
Untuk mengetahui prioritas masalah suatu individu, maka
harus mengkaji kebutuhan individu. Pengkajian adalah upaya
mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik,
mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. Sedangkan, promosi kesehatan
adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. . Ini bukan sekedar pengubahan
gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan
dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Jadi,
hal penting yang perlu dikaji dalam kebutuhan promosi kersehatan adalah
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual
sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku buruk, dan
meningkatkan kesadaran mengenai kesehatannya. Dalam pengkajian kebutuhan
promosi kesehatan terdapat tiga hal penting yang perlu dikaji yaitu, .
1. Pengkajian
Faktor Predisposisi
a. Pengkajian
riwayat keperawatan
Informasi tentang usia akan memberi petunjuk
mengenai status perkembangan seseorang, sehingga dapat memberi arah mengenai
isi promosi kesehatan dan pendekatan yang harus digunakan.pertanyaan yang di
ajukan hendaknya sederhana. Pada klien usia lanjut, pertanyaan diajukan dengan perlahan
dan diulang. Status perkembangan, terutama pada klien anak, dapat dikaji
melalui observasi ketika anak melakukan aktivitas, sehingga perawat mendapat data tentang kemampuan
motorik dan perkembangan intelektualnya.
Persepsi klien tentang keadaan masalah kesehatannya
saat ini dan bagaimana mereka menaruh perhatian terhadap masalahnya dapat
memberikan informasi kepada perawat tentang seberapa jauh pengetahuan mereka
mengenai masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan aktivitas sehari-hari.
Informasi ini dapat memberi petunjuk kepada perawat untuk memberi arahan yang
tepat serta sumber-sumber lain yang dapat digunakan oleh klien.
Kepercayaan klien tentang kesehatan, kepercayaan
tentang agama yang dianut, dan peran gender merupakan faktor penting dalam
mengembangkan rencana pendidikan kesehatan. Kepercayaan yang penting digali
pada klien, contohnya adalah kepercayaan tidak boleh menerima tranfusi darah,
tidak boleh menjadi donor organ tubuh, dan tidak boleh menggunakan alat
kontrasepsi.
Berbagai daerah mempunyai kepercayaan dan
praktik-praktik tersendiri. Kepercayaan dalam budaya tersebut dapat berhubungan
dengan kebiasaan makan, kebiasaan mempertahankan kesehatan, kebiasaan menangani
keadaan sakit, serta gaya hidup. Perawat sangat penting mengetahui hal
tersebut, namun demikian tidak boleh menarik asumsi bahwa setiap individu dalam
suatu etnik dengan kultur tertentu mempunyai kebiasaan yang sama, karena hal
ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, perawat tetap harus mengkaji dan
menilai klien secara individual.
Keadaan ekonomi klien dapat berpengaruh terhadap
proses belajar klien. Bagaimanapun, perawat harus mengkaji hal ini dengan baik,
karena perencanaan pendidikan kesehatan dirancang sesuai dengan sumber-sumber
yang ada pada klien agar tujuan tercapai. Jika tidak, rancangan tidak akan
sesuai dan sulit untuk dilaksanakan. Bagaimana cara klien belajar adalah hal
yang sangat penting untuk diketahui. Cara belajar yang terbaik bagi setiap
individu bervariasi. Cara terbaik seseorang dalam belajar mungkin dengan
melihat atau menonton untuk memahami sesuatu dengan baik. Dilain pihak, yang
lain mungkin belajar tidak dengan cara melihat, tetapi dengan cara melakukan
secara actual dan menemukan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu hal. Yang
lain mungkin dapat belajar dengan baik dengan membaca sesuatu yang
dipresentasikan oleh orang lain. Perawat perlu meluangkan waktu dan memupuk
keterampilan untuk mengkaji klien dan mengidentifikasi gaya belajar, untuk
kemudian mengadaptasi pendidikan kesehatan yang sesuai dengan cara-cara klien
belajar. Menggunakan variasi teknik mengajar dan variasi aktivitas selama
mengajar adalah jalan yang baik untuk memenuhi kebutuhan gaya belajar klien.
Sebuah teknik akan sangat efektif untuk beberapa klien, sebaliknya teknik lain
akan cocok untuk klien dengan gaya belajar yang berbeda.
Perawat perlu mengkaji system pendukung klien untuk
menentukan siapa saja sasaran pendidikan yang mungkin dapat mempertinggi dan
mendorong proses belajar klien. Anggota keluarga atau teman dekat mungkin dapat
membantu klien dalam mengembangkan keterampilan di rumah dan mempertahankan
perubahan gaya hidup yang diperlukan klien.
b. Pengkajian
fisik
Pengkajian
fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar klien.
Contohnya: status mental, kekuatan fisik, status nutrisi. Hal lain yang
mencakup pengkajian fisik adalah pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk
belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri. Kemampuan melihat dan
mendengar memberi pengaruh besar terhadap pemilihan substansi dan pendekatan
dalam mengajar. Fungsi system muskuloskelet mempengaruhi kemampuan keterampilan
psikomotor dan perawatan diri. Toleransi aktivitas juga dapat mempengaruhi
kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.
c. Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
Klien
yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang tidak siap.
Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya melalui
bertanya, membaca buku atau artikel, tukar pendapat dengan sesama klien yang
pada umumnya menunjukkan ketertarikan. Dilain pihak, klien yang tidak siap
belajar biasanya lebih suka untuk menghindari masalah atau situasi. Kesiapan
fisik penting di kaji oleh perawat apakah klien dapat memfokuskan perhatian
atau lebih berfokus status fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing, lelah,
mengantuk, atau lain hal.
Kesiapan
emosi. Apakah secara emosi klien siap untuk belajar? Klien dalam keadaan cemas,
depresi, atau dalam keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau keadaan
keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak dapat memaksakan,
tetapi harus menunggu sampai keadaan klien memungkinkan dapat menerima proses
pembelajaran.
Kesiapan
kognitif. Dapatkah klien berpikir secara jernih? apakah klien dalam keadaan
sadar penuh, apakah klien tidak dalam pengaruh zat yang mengganggu tingkat
kesadaran? Pertanyaan itu sangat penting untuk dikaji.
Kesiapan
berkomunikasi. Sudahkah klien dapat berhubungan dengan rasa saling percaya
dengan perawat? Ataukah klien belum mau menjalin komunikasi karena masih belum
menaruh rasa percaya. Hubungan saling percaya antara perawat dank lien
menentukan komunikasi dua arah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
d. Pengkajian
motivasi
Secara
umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan belajar demi
keefektifan pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk
belajar merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam
mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan klien. Motivasi
seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadap status kesehatan, kurangnya dorongan
dari lingkungan social, pengingkaran terhadap penyakit, kecemasan,
ketakutan,rasa malu atau adanya konsep diri yang negatif. Motivasi juga dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan.
Contohnya, motivasi belajar seorang pria
setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai mendapat pengobatan anti
hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika teman
dekatnya menceritakan bahwa ia impotent setelah mendapat pengobatan yang sama.
Pengkajian
tentang motivasi belajar sering merupakan bagian dari pengkajian kesehatan
secara umum atau diangkat sebagai masalah
yang spesifik. Seorang perawat ketika mengkaji motivasi dan kemampuan klien
harus betul-betul mengerti sepenuhnya tentang subjek belajar. Motivasi memang
sulit untuk dikaji, mungkin dapat ditunjukka secara verbal atau juga secara
nonverbal.
2. Pengkajian
Faktor Pemungkin
Faktor
pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku yang sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang
ada, personalia yang tersedia, ruangan yang ada, atau sumber-sumber lain yang
serupa. Faktor ini juga menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien: apakah
biaya, jarak, waktu dapat dijangkau? Bagaimana keterampilan klien untuk
melakukan perubahan perilaku perlu diketahui , karena dengan mengetahui sejauh
mana klien memiliki keterampilan pemungkin, wawasan yang bernilai bagi
perencana pendidikan kesehatan dapat diperoleh.
3. Pengkajian
Faktor Penguat
Faktor
penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan jenis
program. Di dalam pendidikan kesehatan klien di rumah sakit, misalnya, penguat
diberikan oleh perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain dan keluarga. Di
dalam pendidikan kesehatan di sekolah penguat mungkin berasal dari guru, teman
sebaya, pimpinan sekolah, dan keluarga. Apakah faktor penguat itu positif atau
negative tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berpengaruh.
Pengaruh itu tidak sama, mungkin sebagian mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dibandingkan dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perubahan perilaku.
Perawat
perlu mengkaji secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran
pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan
balik yang mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.
C.
TUGAS
DAN LATIHAN
1. “Segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.” merupakan
definisi promosi kesehatan menurut...
a.
Lawrence Green
b. Ottawa Charter
c. Victorian Health Fundation
d. Bangkok
Charter
e. Soekidjo
Notoatmodjo
2. Apakah yang menjadi tujuan dari Promosi Kesehatan ?
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
pada masyarakat
b.
Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
c.
Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
d.
Membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan dalam masyarakat
e. Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis
pada masyarakat
3. Apa
yang harus dilakukan untuk mengetahui prioritas masalah individu ?
a. mengevaluasi
kebutuhan individu
b. mengintervensi
kebutuhan individu
c.
mengkaji
kebutuhan individu
d. mendiagnosa
kebutuhan individu
e. mengimplementasi
kebutuhan individu
4. Dalam
pengkajian kebutuhan promosi kesehatan terdapat tiga hal penting yang perlu
dikaji, yaitu ...
a. Riwayat
keperawatan, pegkajian fisik dan pengkajian kesiapan pasien untuk belajar
b. Pengkajian
fisik, pengkajian predisposisi dan kesiapan emosi
c. Kesiapan
kognitif, kesiapan berkomunikasi dan pengkajian motivasi
d. Pengkajian
faktor penguat, pengkajian motivasi dan kesiapan emosi
e.
Pengkajian
predisposisi, pengkajian faktor pemungkin dan pengkajian faktor penguat
5. Dibawah
ini merupakan faktor predisposisi yang perlu dikaji, kecuali...
a. Pengkajian
riwayat keperawatan
b.
Kesiapan
faktor penguat
c. Pengkajian
fisik
d. Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
e. Pengkajian
motivasi
6. Dibawah ini yang bukan termasuk pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
adalah
a. Kesiapan fisik
b. Kesiapan Emosi
c. Kesiapan Kognitif
d. Kesiapan Komunikasi
e.
Kesiapan Psikomotorik
7.
“Status
mental, kekuatan fisik, status nutrisi dan pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk
belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri” , termasuk dalam pengkajian :
a.
Pengkajian
riwayat keperawatan
b. Pengkajian
fisik
c.
Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
d.
Pengkajian
motivasi
e.
Pengkajian
faktor penguat
8.
Motivasi dan memberi rangsangan atau
jalan untuk belajar merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan
dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan klien. Dibawah ini yang mempengaruhi motivasi klien adalah ...
a. Masalah
keuangan, penolakan terhadap
status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan social, pengingkaran
terhadap penyakit, kecemasan, ketakutan,rasa malu atau adanya konsep diri yang negative,
sikap dan kepercayaan.
b.
Masalah politik, penolakan terhadap status keluarganya dan kurangnya informasi
c. Masalah spiritual, penolakan terhadap dirinya
dan kurangnya dukungan dari keluarga.
d.
Masalah ekonomi, rasa cemas, rasa takut dan rasa malu
e.
Perasaan rendah diri dan kurangnya dorongan dari lingkungan sosial
9.
“Motivasi
belajar seorang pria setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai
mendapat pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya
mungkin akan rendah jika teman dekatnya menceritakan bahwa ia impotent setelah
mendapat pengobatan yang sama”,
merupakan contoh dari pengkajian :
a.
Pengkajian
riwayat keperawatan
b.
Pengkajian
fisik
c.
Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
d. Pengkajian
motivasi
e.
Pengkajian
faktor penguat
10. Saat pengkajian
faktor penguat diharapkan perawat mengkaji secara cermat. Hal ini bertujuan untuk ...
a. Untuk
mengetahui prioritas masalah suatu individu
b.
Untuk
menentukan siapa saja sasaran pendidikan yang mungkin dapat mempertinggi dan
mendorong proses belajar klien.
c.
Untuk menjamin bahwa
sasaran pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat
umpan balik yang mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.
d. Untuk memberikan petunjuk
terhadap kebutuhan belajar klien
e.
Untuk mempengaruhi kapasitas
klien untuk melakukan aktivitas.
D.
PENUTUP
1.
Rangkuman
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara
lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis. Sedangkan, promosi
kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka
sehat optimal. Hal
penting yang perlu dikaji dalam kebutuhan promosi kersehatan adalah
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual
sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku buruk, dan
meningkatkan kesadaran mengenai kesehatannya. Dalam pengkajian kebutuhan
promosi kesehatan terdapat tiga hal penting yang perlu dikaji yaitu, .
I.
Pengkajian Faktor Predisposisi
a. Pengkajian
riwayat keperawatan
b. Pengkajian
fisik
c. Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
i.
Kesiapan emosi.
ii.
Kesiapan kognitif.
iii.
Kesiapan berkomunikasi.
d. Pengkajian motivasi
II.
Pengkajian Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin
mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk menampilkan perilaku
yang sehat.
III.
Pengkajian Faktor Penguat
Faktor penguat adalah
faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau
tidak.
2.
Tes
Akhir Bab
a.
Soal
1. “Segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang
terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.” merupakan
definisi promosi kesehatan menurut...
a. Lawrence Green
b. Ottawa Charter
c. Victorian Health Fundation
d. Bangkok
Charter
e. Soekidjo
Notoatmodjo
2. Apakah yang menjadi tujuan dari Promosi Kesehatan ?
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
pada masyarakat
b.
Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
c.
Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
d.
Membantu menyelesaikan permasalahan kesehatan dalam masyarakat
e. Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis
pada masyarakat
3. Apa
yang harus dilakukan untuk mengetahui prioritas masalah individu ?
a.
Mengevaluasi
kebutuhan individu
b.
mengintervensi kebutuhan individu
c.
mengkaji
kebutuhan individu
d.
mendiagnosa kebutuhan individu
e.
mengimplementasi kebutuhan individu
4. Dalam
pengkajian kebutuhan promosi kesehatan terdapat tiga hal penting yang perlu
dikaji, yaitu ...
a. Riwayat
keperawatan, pegkajian fisik dan pengkajian kesiapan pasien untuk belajar
b. Pengkajian
fisik, pengkajian predisposisi dan kesiapan emosi
c. Kesiapan
kognitif, kesiapan berkomunikasi dan pengkajian motivasi
d. Pengkajian
faktor penguat, pengkajian motivasi dan kesiapan emosi
e. Pengkajian predisposisi, pengkajian
faktor pemungkin dan pengkajian faktor penguat
5. Dibawah
ini merupakan faktor predisposisi yang perlu dikaji, kecuali...
a.
Pengkajian riwayat keperawatan
b.
Kesiapan
faktor penguat
c.
Pengkajian fisik
d.
Pengkajian kesiapan klien untuk belajar
e.
Pengkajian motivasi
6. Dibawah ini yang bukan termasuk pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
adalah
a. Kesiapan fisik
b. Kesiapan Emosi
c. Kesiapan Kognitif
d. Kesiapan Komunikasi
e. Kesiapan
Psikomotorik
7.
“Status
mental, kekuatan fisik, status nutrisi dan pernyataan klien tentang kapasitas fisik untuk
belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri” , termasuk dalam pengkajian :
a.
Pengkajian
riwayat keperawatan
b.
Pengkajian fisik
c.
Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
d.
Pengkajian
motivasi
e.
Pengkajian
faktor penguat
8.
Motivasi dan memberi rangsangan atau
jalan untuk belajar merupakan faktor penentu yang sangat kuat untuk kesuksesan
dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan klien. Dibawah ini yang mempengaruhi motivasi klien adalah ...
a. Masalah
keuangan, penolakan terhadap
status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan social, pengingkaran
terhadap penyakit, kecemasan, ketakutan,rasa malu atau adanya konsep diri yang negative,
sikap dan kepercayaan.
b.
Masalah politik, penolakan terhadap status keluarganya dan kurangnya informasi
c. Masalah spiritual, penolakan terhadap dirinya
dan kurangnya dukungan dari keluarga.
d.
Masalah ekonomi, rasa cemas, rasa takut dan rasa malu
e.
Perasaan rendah diri dan kurangnya dorongan dari lingkungan sosial
9.
“Motivasi
belajar seorang pria setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai
mendapat pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya
mungkin akan rendah jika teman dekatnya menceritakan bahwa ia impotent setelah
mendapat pengobatan yang sama”,
merupakan contoh dari pengkajian :
a.
Pengkajian
riwayat keperawatan
b.
Pengkajian
fisik
c.
Pengkajian
kesiapan klien untuk belajar
d.
Pengkajian motivasi
e.
Pengkajian
faktor penguat
10. Saat pengkajian
faktor penguat diharapkan perawat mengkaji secara cermat. Hal ini bertujuan untuk ...
a. Untuk mengetahui prioritas masalah suatu
individu
b.
Untuk
menentukan siapa saja sasaran pendidikan yang mungkin dapat mempertinggi dan
mendorong proses belajar klien.
c.
Untuk menjamin bahwa
sasaran pendidikan kesehatan mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat
umpan balik yang mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.
d. Untuk memberikan petunjuk
terhadap kebutuhan belajar klien
e. Untuk mempengaruhi
kapasitas klien untuk melakukan aktivitas.
b.
Kunci
Jawaban
1. A
2. B
3. C
4. E
5. B
6. E
7. B
8. A
9. D
10. C
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,
Alimul Hidayat. 2002. Pengantar
Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rizka, Aditya.2012.mengkaji Kebutuhan Promosi Kesehatan.online.( http://theadityarizka.blogspot.com/2012/10/mengkaji-kebutuhan-promosi-kesehatan.html). Diakses tanggal 31 Agustus 2014
Smeltzer
dan Suzanne C. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Soekidjo,
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekidjo,
Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wahit
Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu
Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung Seto. 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar