1.
DEFINISI
Ca lambung merupakan neoplasma maligna
yang ditemukan dilambung. Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang
ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma. Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk
oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Ca
lambung adalah neoplasma gastrointestinal yang menyebabkan mutasi sel gaster.
2.
ETIOLOGI
Penyebab kanker lambung
adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh dua warga Australia
peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin Warren dan Barry
J. Marshall. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter Pylori di
dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi
penyebabnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi
buah dan sayur. Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol,
dan makan makanan yang dibakar (barbeque). Polip lambung, suatu pertumbuhan
jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga
merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat. Selain itu
juga terdapat factor genetic karena dapat terjadi jika ada anggota keluarga
lain yang juga mengalami kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada
individu dengan golongan darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu
tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat
keluarga.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam
pertumbuhan kanker lambung. Faktor-faktor ini meliputi :
a. Asupan garam yang
tinggi.
b. Asupan karbohidrat yang
tinggi.
c. Asupan bahan pengawet
(nitrat) yang tinggi.
d. Asupan sayuran hijau dan
buah yang kurang.
e. Ada kaitannya dengan
: diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis
Faktor risiko dari ca lambung antara lain:
1. Infeksi Helicobacter pylori
Iinfeksi kronis bakteri Helicobacter
pylori merupakan faktor risiko yang kuat terkena kanker lambung. Beberapa
studi menunjukkan bahwa bakteri ini mungkin penyebab untuk 90 persen kanker
lambung.
2. Umur
Penyakit ini jarang terjadi sebelum
usia 40 tahun, tapi insiden penyakit ini meningkat terus setelahnya.
3. Jenis
Kelamin
Pria memiliki risiko dua kali lipat,
dibandingkan dengan wanita.
4. Diet
Asupan makanan tinggi dari makanan
asin, asap, dan acar diketahui meningkatkan risiko. Kadar
garam tinggi dapat merusak selaput lender lambung dan usus.Asupan tinggi buah dan sayuran
menurunkan risiko.
5. Penyakit
lambung
Riwayat gastritis kronis, anemia pernisiosa,
atau gastrektomi parsial meningkatkan risiko.
3.
KLASIFIKASI
a.
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan
hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan histopatologis dapat
dibagi atas :
1.
Tipe I (pritrured type)
Tumor
ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk
polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa
ulserasi.
2.
Tipe II (superficial
type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe:
a.
Elevated type
Tampak
sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi
dan lebih meluas dan melebar.
b.
Flat type
Tidak
terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada
warna mukosa.
c.
Depressed type
Didapatkan
permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik /
perdarahan.
3.
Tipe III. (Excavated
type)
Menyerupai
Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti II c
& III atau III & II c dan II a & II c.
b.
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut
klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1. Bormann I.
Bentuknya
berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa
di sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan
Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya
menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna
kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat
hiperemik.
3. Bormann III.
Berupa
infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating
type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh
mukosa.
4.
PATOFISOLOGI
Kanker lambung adalah adenokarsinoma
yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi
sentral ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Kanker mungkin menginfiltrasi
dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi
dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak dapat meregang
dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit, tetapi hal ini tidak
lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan
dari polip benigna pada X-ray. Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran
tumor superficial yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan
keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan
pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur local seperti bagian
bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase
timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
5.
PENATALAKSAAN
a. Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara anatara lain
1. Makan lebih banyak buah dan sayuran.
2. Mengurangi jumlah makanan diasap dan
asin yang dikonsumsi.
3. Berhenti merokok.
b. Pengobatan
1. Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila
karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah
untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup. Kemoterapi dan terapi
penyinaran bisa meringankan gejala.
2. Reseksi bedah.
Jika
penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah pembedahan.
Pembedahan sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif.
3. Obat multiple (fluorosil, mitomisin
C dan doksorubisin)
Di
antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin C,
doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
4. Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi
intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfunsi untuk menggantikan
nutrisi karena kanker lambung ini. Karena kanker lmbung proses penyerapan nutrisi
yang terjadi di lambung terganggu dan mengakibatkan kekurangan nutrisi dari
kebutuhan yang diperlukan. Maka diberikan hiperalimentasi ini.
c. Perawatan
1. Klien dirawat dengan tujuan untuk
isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai beberapa
hari setelah tanda dan gejala terjadi, dan 7 hari setelah dilakukan operasi
untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
2. Pada klien dengan kesadaran menurun,
diperlukan perubahan-perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus.
d. Diet
1. Pada mulanya klien diberikan makanan
diet cair atau bubur saring kemudian bubur kasar untuk menghindari komplikasi
perdarahan usus dan perforasi usus.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa
(pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada klien.
6.
TANDA DAN GEJALA
Pada
tahap awal kanker lambung, gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat menyerupai
gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi:
a. Nyeri
b. Penurunan Berat badan
c. Muntah
d. Anoreksia
e. Disfagia
f. Nausea
g. Kelemahan
h. Hematemasis
i.
Regurgitasi
j.
Mudah kenyang
k. Asites ( perut membesar)
l.
Keram abdomen
m. Darah yang nyata atau samar dalam
tinja
n. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada
perut terutama sehabis makan.
o. Dispepsia
7.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan
radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah endoskopi, endoskopi
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa ca
lambung. Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan
pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang mengarah pada
karsinoma dini gaster (Lumongga, 2008).
b. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan
sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel
superfisial yang reguler membentuk gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan kromatin
inti yang tersebar merata (Lumongga, 2008).
Pada
keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang sedikit dan
inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar ataupun sedikit
berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin dan mempunyai anak
inti yang multipel atau pun giant nukleus
(Lumongga, 2008).
Pemeriksaan
sitologi brushing ini jika dilakukan
dengan benar, mempunyai nilai keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini
dilanjutkan dengan biopsi lambung maka nilai keakuratannya dapat mencapai 96% (Lumongga, 2008).
c. Pemeriksaan makroskopis
Secara
makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua golongan,
yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm disebut dengan minute dan tumor dengan ukuran 6 – 10 mm disebut dengan small (Lumongga,
2008).
Lokasi
tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (50-60%), curvatura
minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%).
d. CT Staging
pada karsinoma lambung
1. Stage I : Massa intra
luminal tanpa penebalan dinding.
2. Stage II :
Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
3. Stage III : Invasi langsung ke
struktur sekitarnya.
4. Stage IV : Penyakit telah
bermetastase.
e. Pemeriksaan
fisis. Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun
dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah
terjadi metastasis ke hati,teraba hati hati yang ireguler, dan kadang kadang
kelenjar limfe klavikula teraba.
f. CT
Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai
evaluasi praoperatif dan untuk melihat stadium dengan dan penyebaran ekstrak
lambung yang penting untuk penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian
informasi prabedah pada pasien.
g. Pemeriksaan
darah pada tinja
Pada
ca lambung sering didapatkan perdarahan
dalam tinja (occult blood) untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.
8.
PENGKAJIAN
Adapun lingkup pengkajian yang
dilakukan pada klien dengan penyakit kanker lambung adalah sebagai berikut :
a. Identitas pasien meliputi nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan , agama, alamat, status perkawinan, suku bangsa
b. Persepsi kesehatan-pemeliharaan
kesehatan
1. Apakah ada riwayat kanker pada
keluarga
2. Status kesehatan dan penyakit yang
diderita, upaya yang dilakukan
3. Lingkungan tempat tinggal klien
4. Tingkat pengetahuan dan kepedulian
pasien
5. Hal-hal yang membuat status
kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan,
ventilasi.
c. Nutrisi metabolic
1. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan
dan minuman yang dikonsumsi sehari
2. Adanya mual, muntah, anorexia,
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Adanya kebiasaan merokok, alkohol
dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
4. Ketaatan terhadap diet, kaji diet
khusus
5. Jenis makanan yang disukai (pedas,
asam, manis, panas, dingin)
6. Adanya makanan tambahan
7. Nafsu makan berlebih/kurang
8. Kebersihan makanan yang dikonsumsi
d. Eliminasi
1. Pola BAK dan BAB seperti frekuensi,
karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
2. Adanya mencret bercampur darah
3. Adanya Diare dan konstipasi
4. Warna feses, bentuk feses, dan bau
5. Adanya nyeri waktu BAB
e. Aktivitas dan latihan
1. Kebiasaan aktivitas sehari hari
2. Kebiasaan olah raga
3. Rasa sakit saat melakukan aktivitas
f. Tidur dan istirahat
1. Adanya gejala susah tidur/insomnia
2. Kebiasaan tidur per 24 jam
g. Persepsi kognitif
1. Gangguan pengenalan (orientasi)
terhadap tempat, waktu dan orang
2. Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
3. Cara klien mengatasi rasa tidak
nyaman(nyeri)
4. Adanya kesulitan dalam mempelajari
sesuatu
h. Persepsi dan konsep diri
1. Penilaian klien terhadap dirinya
sendiri
i.
Peran dan hubungan dengan sesame
1. Klien hidup sendiri/keluarga
2. Klien merasa terisolasi
3. Adanya gangguan klien dalam keluarga
dan masyarakat
j.
Reproduksi dan seksualitas
1. Adanya gangguan seksualitas dan
penyimpangan seksualitas
2. Pengaruh/hubungan penyakit terhadap
seksualitas
k. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
1. Adanya perasaan cemas,takut,tidak
sabar ataupun marah
2. Mekanisme koping yang biasa
digunakan
3. Respon emosional klien terhadap
status saat ini
4. Orang yang membantu dalam pemecahan
masalah
l.
Sistem kepercayaan
1. Agama yang dianut,apakah kegiatan
ibadah tergangu
Pemeriksaan Fisik
a. Status hemodinamik : tekanan darah
hipotensi, nadi, akral dan pernafasan akan naik saat nyeri dan turun pada saat
terjadi perdarahan.
b. Berat badan kurang, kaheksia,
konjungtiva kadang–kadang anemis
c. Pemeriksaan Abdomen daerah
epigastrium dapat teraba massa, nyeri epigastrium. Pada keganasan dapat
ditemukan hepatomegali, asites.
d. Bila ada keluhan melena, lakukan
pemeriksaan colok dubur.
9.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul
pada penderita kanker lambung antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis
b. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan
yang diantisipasi
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit
yang dialaminya
10. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri berhubungan dengan agen
cedera biologis
|
Frekuensi
nyeri yang dirasakan oleh klien dapat berkurang
Kriteria hasil:
a. Nyeri yang dirasakan berkurang
b. Ekspresi wajah klien rileks
c. Klien dapat merasa nyaman
|
a. Tentukan riwayat nyeri seperti
lokasi nyeri, frekuensi nyeri (rentangan 0-10) dan durasi nyeri yang
dirasakan.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan nafas
dalam pada saat nyeri muncul
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar
pada dan aktivitas hiburan
d. Kolaborasi dalam pemberian
analgesic
|
a. Informasi memberikan data dasar
untuk mengevaluasi kebutuhan atau keeftifan intervensi selanjutnya
b. Mengalihkan pasien dari nyeri yang
dirasakannya dan dapat meningkatkan rasa kontrol
c. Meningkatkan rasa nyaman dan
relaksasi pasien
d. Dapat menurunkan atau
menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
|
2.
|
Ketidakseimbangan
nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
|
a. Terjadinya peningkatan berat badan
sesuai batasan waktu
b. Peningkatan status nutrisi
Kriteria hasil:
a.
Adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan tujuan
b.
Beratbadan
ideal sesuai dengan tinggi badan
c.
Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
d.
Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
e.
Menunjukkan
peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
|
a. Jaga kebersihan mulut pasien
b. Sajikan makanan yang mudah dicerna
dalam keadaan hangat dan berikan sedikit-sedikit tapi sering.
c. Tingkatkan intake makanan denagn
mengurangi gangguan lingkungan seperti berisik dan lain-lain, jaga
privasipasien, jaga kebersihan ruangan.
d. Bantu pasien makan jika tidak
mampu.
e. Berikan
dorongan masukan cairan yang adekuat, tetapi batasi cairan pada waktu makan.
|
a. mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan
b. meningkatkan selera makan dan
intake makanan
c. cara khusus untuk meningkatkan
nafsu makan
d. Membantu pasien makan sehingga
meningkatkan intake makanan
e. tingkat
cairan diperlukan untuk menghilangkan produk sampah dan mencegah dehidrasi.
|
3.
|
Ansietas berhubungan dengan penyakit
dan pengobatan yang diantisipasi
|
a. Setelah
diberikan asuhan keperawatan ansietas klien menurun
Kriteria
hasil :
a. Klien lebih rileks
b. Nadi normal
c. Tidak terjadi peningkatan
respirasi
|
a. Berikan lingkungan yang rileks dan
tidak mengancam
b. Dorongpasien untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaanya
c. Pertahankan kontak sering dengan
pasien, bicara dengan menyentuh pasien bila tepat
|
a. pasien dapat mengekspresikan rasa
takut, masalah, dan kemungkinan rasa marah akibat diagnosisi dan prognosisi.
b. Memberikan kesempatan untuk
memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnostic
c. Memberikan keyakinan bahwa pasien
tidak sendiri atau ditolak
|
4.
|
Kurang pengetahuan tentang
penyakit yang dialami
|
a. Kurang
pengetahuan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria hasil :
a.
Mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan
aturan pengobatan pada tingkatan kesiapan diri sendiri.
b.
Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan
berpartisipasi dalam aturan pengobatan.
|
a. Tinjau
ulang dengan pasien atau orang terdekat pemahaman diagnosa khusus.
b. Tentukan
persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker .
c. Minta
pasien untuk umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep tentang tipe
kanker individu dan pengobatannya
|
I.
Memvalidasi tingkat
pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
dapat membuat keputusan berdasarkan informasinya.
II.
Membantu idetifikasi
ide, sikap, rasa takut, kesalahan komsepsi dan kesenjangan pengetahuan
tentang kanker
III.
Kesalahan konsep
tentang kanker lebih mengganggu dari pada kenyataan dan mempengaruhi
pengobatan atau penurunan penyembuhan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar