Rabu, 22 Oktober 2014

TEKNIK BALUTAN

   A.    PENDAHULUAN
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Membalut merupakan suatu ketrampilan yang akan sangat sering dilakukan oleh seorang perawat di tempatnya bekerja khususnya pada pasien yang mengalami luka.
Keterampilan dalam pembalutan ini sangatlah penting di dalam dunia kesehatan terutama bagi seorang perawat. Oleh karena itu paper ini dibuat dengan harapan agar banyak tenaga kesehatan khususnya perawat mempelajari tentang teknik pembalutan yang umum dilakukan dengan baik dan benar sehingga dapat menambah ketrampilan dan juga profesionalitas dalam dunia kerja.

1.      KONSEP – KONSEP KUNCI
a.       Pengertian Pembalutan
b.      tujuan Pembalutan
c.       prinsip-prinsip pembalutan
d.      syarat-syarat pembalutan
e.       macam-macam pembalut
f.       prosedur pembalutan


2.      PETUNJUK
a.       Pelajari materi BAB dengan tekun dan disiplin
b.      penyajian setiap bab meliputi :judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.
c.       dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d.      kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!
e.       bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda!
f.       ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap dengan seksama.
g.      selamat belajar dan semoga sukses.

3.      TUJUAN PEMBELAJARAN
a.       Tujuan Pembelajaran Umum
-          Mahasiswa mampu memahami teknik pembalutan
b.      Tujuan Pembelajaran Khusus
mahasiswa mampu memahami :
-          Menjelaskan definisi dari pembalutan dengan benar
-          Menjelaskan tujuan pembalutan dengan benar
-          Menjelaskan prinsip-prinsip pembalutan dengan benar
-          Menjelaskan syarat-syarat pembalutan dengan benar
-          Menjelaskan macam-macam pembalut dengan benar
-          Menjelaskan prosedur pembalutan dengan benar

   B.     PENYAJIAN MATERI
1.      Pengertian
Pembalutan merupakan suatu tindakan medis yang dilakukan untuk menutupi luka dari kontaminasi menggunakan bahan tertentu. Pembalutan juga dikatakan sebagai penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu.  Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain. 
Membalut merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh Perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Apapun alasannya, perlu diingat bahwa jika tidak diterapkan dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan injury.
2.      Tujuan pembalutan:
a)      Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser seperti :
-          menahan penutup luka
-          menahan pita traksi kulit
-          menahan bidai
-          menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai splint)
-          Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka.
b)      Melindungi bagian tubuh yang cedera
c)      Memberikan support pada bagian tubuh yang cedera.
d)     Menutup bagian tubuh luka agar tidak terkontaminasi oleh cahaya, debu dan kotoran.
e)      Memberikan tekanan seperti terhadap  :
-          kecenderungan timbulnya pendarahan atau hematum
-          adanya ruang mati (dead space)
3.      Prinsip-prinsip pembalutan
a)      ­balutan harus rapat, rapi dan jangan terlalu erat karena dapat mengganggu sirkulasi.
b)      jangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser dan lepas
c)      ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi
d)     bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tidak terlalu rapat kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.
4.      Syarat-syarat pembalutan
a)      Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan
b)      Mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan
c)      Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk besarnya bagian tubuh yang akan dibalut.
5.      Macam-macam pembalut:
a)      Mitella adalah pembalut segitiga
b)      Dasi (cravat) adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi
c)      Pita adalah pembalut gulung
d)     Plester adalah pembalut berperekat
e)      Pembalut yang spesifik
f)       Kassa steril
Mitella:
a)      Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran.  Pembalut berbentuk segitiga terbuat dari kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih. bentuk segitiga sama kaki lurus dengan panjang kaki-kakinya 90 cm – 100 cm.  
terdapat tiga macam pembalut segitiga :
-          segitiga biasa
-          segitiga plantenga
-          segitiga funda
b)      Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera.
c)      Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, untuk pembungkus kepala / penahan rambut, untuk pembalut sendi bahu dan panggul, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
Dasi:
a)      Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara 5-10cm.
b)      Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir.
c)      Cara membalutnya yakni dengan membebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya diikatkan. diusahakan agar balutan tidak mudah kendor.
Pita ( Gulung ):
a)      Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis.
b)      Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser ( Kendor).
c)      penggunaan pita biasanya pada bagian tubuh seperti :
-          untuk kepala dan wajah
-          untuk anggota badan berbentuk bulat panjang
-          untuk anggota badan berbentuk lonjong
-          untuk persendian
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
-          Lebar 2,5 cm              -Biasa untuk jari-jari
-          Lebar 5cm                  -Biasa untuk leher dan pergelangan tangan
-          Lebar 7,5 cm              -Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan    kaki
-          Lebar 10 cm               -Biasa untuk paha dan sendi pinggul
-          Lebar >10-15cm         -Biasa untuk dada, perut, dan punggung
Plester:
a)      Pembalut ini digunakan untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
b)      Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik contohnya tensoplast, band-aid, handyplast, dll.
Pembalut yang spesifik :
a)      Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka-luka lebar yang terdapat pada badan.
b)      Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada luka-luka kecil.
Kasa Steril :
a)      Kasa steril adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik).
b)      Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.

6.      Prosedur pembalutan
a.       Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
-          Bagian dari tubuh yang mana ?
-          Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
-          Bagaimana luas luka tersebut ?
-          Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
b.      Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan! Dapat salah satu atau kombinanasi.
c.       Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi perlu direposisi.
d.      Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan prinsip pembalutan.

Cara membalut dengan mitella
a.       Salah satu sisi mitella dilipat 3 - 4 cm sebanyak 1 - 3 kali
b.      Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
c.       Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya.
Cara pembalutan dengan dasi
a.       Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing-masing ujung lancip
b.      Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
c.       Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
d.      Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
Cara membalut dengan pita
a.       Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai
b.      Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh , yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
c.       Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya.
Cara membalut dengan plester
a.       Jika ada luka terbuka :
-          luka diberi obat antiseptik
-          tutup luka dengan kassa
-          baru lekatkan pembalut plester
b.      Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir) :
-          Balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-lapis dari distal ke proksimal, dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
Penggunaan pembalut yang steril
Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat akan digunakan.
Cara membalut dengan mitella (lihat gambar)
Cara membalut luka dibagian kepala,perhatikan cara mengikat kain mitellanya. kalau luka ada dibagian depan maka maka ujung kainnya diikat di bagian belakang. sebaliknya, jika luka ada di bagian belakang, maka ujung kainnya diikat di bagian depan.



                                    Cara membalut dengan dasi (lihat gambar dibawah)




Cara membalut luka di lutut, perhatikan posisi lutut ketika sedang dibalut yaitu dalam posisi tertekuk agar pembalutan bisa lebih kuat.
Perhatikan putaran lipatan kainnya. mengingat tangan merupakan anggota tubuh yang aktif, maka usahakan pembalutan dengan kuat dan rapi agar dapat melindungi luka dari sentuhan-sentuhan yang tidak disengaja.
Cara membalut dengan Pita (lihat gambar dibawah )




Perhatikan jenis pembalutan yang bergantung pada luka yang ada. pembalutan bisa dilakukan dengan pendek atau memanjang tergantung dari luka korban.

Cara membalut luka di tungkai, perhatikan arah dan luas pembalutan. dengan cara pembalutan seperti ini maka luka akan terlindungi dan kaki tetap cukup nyaman untuk berjalan.
Cara membalut luka di jari, perhatikan jenis kain pembalut yang dipakai, awal pembalutan dan posisi akhir pembalutan. dengan pembalutan semacam ini maka luka di jari akan  terlindungi dan cukup nyaman.

   C.     TUGAS DAN LATIHAN
1.      Berikut ini adalah tujuan dari pembalutan kecuali....


a.       menahan traksi kulit
b.      Melindungi bagian tubuh yang cedera
c.       menahan bidai
d.      menahan rasa sakit
e.       mencegah timbulnya hematum


2.       “.....Bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka”. ini merupakan pengertian dari...


a.      pembalut
b.      kain
c.       gunting
d.      pinset
e.       antiseptik


3.      Berikut ini adalah  prinsip dari pembalutan yaitu...
a.       balut dengan erat agar tidak mudah terlepas
b.      tutup semua bagian tubuh yang akan dibalut
c.       jangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser dan lepas
d.      balut dengan cepat tanpa mempertimbangkan kerapian
e.       sesekali gerakkan bagian tubuh yang dibalut
4.      Yang bukan merupakan macam-macam dari mitela yaitu...


a.       segitiga sama sisi
b.       segitiga biasa
c.       segitiga funda
d.      a dan b benar
e.       b dan c benar


5.      Salah satu macam pembalut yang biasa digunakan untuk membalut anggota badan berbentuk lonjong dan persendian yaitu...


a.       pita
b.      snelverband
c.       Mitella
d.      Dasi
e.       Plester


6.      “Kalau luka ada dibagian depan maka maka ujung kainnya diikat di bagian belakang”. aturan ini digunakan pada saat melakukan pembalutan pada... dengan pembalut....


a.       kaki, plester
b.      lengan, mitella
c.       kepala, mitella
d.      lengan, pita
e.       kepala, dasi


7.      Bahan yang paling sering digunakan untuk pembalut jenis pita adalah bahan dari kassa, hal ini karena.....
a.       kassa halus dan tahan lama
b.      kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser  
c.       kassa tidak mengakibatkan iritasi
d.      kassa terbuat bahan alami yang aman bagi kulit
e.       kassa mudah digunakan dan dibeli di pasaran
8.      Pembalut pita dengan Lebar 7,5 cm biasa digunakan pada bagian tubuh berikut ...
a.      kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan    kaki
b.      kaki, lengan bawah, kepala, jari-jari
c.       paha, kepala, lengan atas, pinggul, betis, dan pergelangan kaki
d.      lutut, paha, bahu, lengan atas dan bawah, kaki
e.       dada, paha, kepala, bahu, betis, pergelangan kaki
9.       Pembalut spesifik yang terbuat dari kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman dan biasa dipergunakan pada luka-luka kecil adalah


a.       Snelverband
b.      Sufratulle
c.       tensoplast
d.      hepafix
e.       plester


10.  kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik) adalah


a.       Snelverband
b.      band-aid
c.       hepafix
d.      sufratulle
e.       Kasa steril



   D.    PENUTUP
1.      RANGKUMAN
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Pembalutan juga dikatakan sebagai penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembalutan terdiri dari beberapa tujuan, prinsip dan syarat. Tujuan pembalutan yaitu :
-          Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser
-          Melindungi bagian tubuh yang cedera.
Beberapa prinsip-prinsip pembalutan yaitu :
-          jangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser dan lepas
-          ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi.
Syarat-syarat pembalutan yaitu :
-          Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan
-          Mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan
-          Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan
-          Bentuk besarnya bagian tubuh yang akan dibalut.
Macam-macam pembalut yaitu Mitella, Dasi (cravat), Pita, Plester, Pembalut yang spesifik dan Kassa steril. Masing-masing dari macam-macam pembalut tersebut memiliki fungsi dan peranan yang berbeda-beda pada luka tertentu, dan dari segi cara penggunaan serta tempat biasanya pembalut itu digunakan. 

2.      TES AKHIR BAB
a.       Soal
1.      Berikut ini adalah tujuan dari pembalutan kecuali....
a.       menahan traksi kulit
b.      Melindungi bagian tubuh yang cedera
c.       menahan bidai
d.      menahan rasa sakit
e.       mencegah timbulnya hematum
2.       “.....Bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka”. ini merupakan pengertian dari...


a.       pembalut
b.      kain
c.       gunting
d.      pinset
e.       antiseptik


3.      Berikut ini adalah  prinsip dari pembalutan yaitu...
a.       balut dengan erat agar tidak mudah terlepas
b.      tutup semua bagian tubuh yang akan dibalut
c.       jangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser dan lepas
d.      balut dengan cepat tanpa mempertimbangkan kerapian
e.       sesekali gerakkan bagian tubuh yang dibalut
4.      Yang bukan merupakan macam-macam dari mitela yaitu...


a.       segitiga sama sisi
b.      segitiga biasa
c.       segitiga funda
d.      a dan b benar
e.       b dan c benar


5.      Salah satu macam pembalut yang biasa digunakan untuk membalut anggota badan berbentuk lonjong dan persendian yaitu...


a.       pita
b.      snelverband
c.       Mitella
d.      Dasi
e.       Plester



6.      “Kalau luka ada dibagian depan maka maka ujung kainnya diikat di bagian belakang”. aturan ini digunakan pada saat melakukan pembalutan pada... dengan pembalut....


a.       kaki, plester
b.      lengan, mitella
c.       kepala, mitella
d.      lengan, pita
e.       kepala, dasi


7.      Bahan yang paling sering digunakan untuk pembalut jenis pita adalah bahan dari kassa, hal ini karena.....
a.       kassa halus dan tahan lama
b.      kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser 
c.       kassa tidak mengakibatkan iritasi
d.      kassa terbuat bahan alami yang aman bagi kulit
e.       kassa mudah digunakan dan dibeli di pasaran
8.      Pembalut pita dengan Lebar 7,5 cm biasa digunakan pada bagian tubuh berikut ...
a.       kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan    kaki
b.      kaki, lengan bawah, kepala, jari-jari
c.       paha, kepala, lengan atas, pinggul, betis, dan pergelangan kaki
d.      lutut, paha, bahu, lengan atas dan bawah, kaki
e.       dada, paha, kepala, bahu, betis, pergelangan kaki
9.       Pembalut spesifik yang terbuat dari kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman dan biasa dipergunakan pada luka-luka kecil adalah


a.       Snelverband
b.      Sufratulle
c.       tensoplast
d.      hepafix
e.       plester


10.  kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik) adalah


a.       Snelverband
b.      band-aid
c.       hepafix
d.      sufratulle
e.       Kasa steril



b.      Kunci Jawaban


1.      D
2.      A
3.      C
4.      E
5.      A
6.      C
7.      B
8.      A
9.      B
10.  E


   E.     DAFTAR PUSTAKA

Andi Suhandi, 2012. Jenis dan Cara Pembalutan. Link : http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/10/pppk-jenis-dan-cara-pembalutan.html (diakses tanggal 5 September 2014).
Aseptumardi, 2011. SOP Pembalutan dan Pembidaian. link : http://aseptumardi.blogspot.com/2011/12/sop-pembalutan-dan-pebidaian.html (Diakses tanggal 5 September 2014).
Darwis, dr. Allan. & Sarana, dr. Lita, dkk.  2007. Pedoman Pertolongan Pertama. Jakarta : PMI.
Morison, Moya J. 2004. Manajemen Luka. Jakarta : EGC.
Zaldewi, 2009. Pembalut Cedera. link : http://Zaldydewi.wordpress.com/2009/12/14/pembalut-cedera/ (diakses tanggal 6 September 2014).


2 komentar: