Kamis, 02 Oktober 2014

ASKEP ACCIDENTAL HYPOTERMIA



   A.    PENDAHULUAN
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ).
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh. Panas yang dibentuk tubuh atau yang diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas sehingga suhu tubuh menjadi rendah <350C atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu terlalu dingin untuk mencetuskan hipotermia. Jangan berpendapat bahwa didaerah tropis tidak terjadi hipotermia. Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di alam terbuka untuk waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu rendah, faktor angin, air, usia penderita, kesehatan penderita, penyakit yang sudah diderita atau cedera yang terjadi karena alkohol, penyalagunaan obat, dan kekurangan makanan.
Hipotermia merupakan suatu kondisi yang dapat sangat berbahaya bila tidak ditangani, hal ini dikarenakan hipotermia akan mengganggu metabolisme sehingga kerja multi organ dapat terganggu. Perawat sebagai tim  kesehatan  pertama dalam menangani pasien harus mengetahui gejala serta tindakan yang dilakukan dalam menangani pasien dengan hipotermia.
Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas mengenai hipotermia agar perawat dapat memahami apa saja yang harus dilakukan pada pasien tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

   1.      Konsep kunci
a.       Pengertian hipotermi
b.      Klasifikasi hipotermi
c.       Gejala hipotermi
d.      Faktor yang berhubungan dengan hipotermi
e.       Patofisiologi hipotermi
f.       Pengkajian
g.      Diagnosa
h.      Intervensi
   2.      Petunjuk
a.       Pelajari materi BAB X dengan tekun dan disiplin!
b.      Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.
c.       Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d.      Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!
e.       Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda.
f.       Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!
g.      Selamat belajar, semoga sukses.
   3.      Tujuan
a.      Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami mengenai hipotermia
b.      Tujuan Khusus Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami :
a.       Menjelaskan definisi hipotermi dengan benar
b.      Menjelaskan klasifikasi hipotermi dengan benar
c.       Menjelaskan gejala hipotermi dengan benar
d.      Menjelaskan faktor yang berhubungan dengan hipotermia dengan benar
e.       Menjelaskan patofisiologi hipotermia dengan benar
f.       Menjelaskan pengkajian pada pasien hipotermia dengan benar
g.      Menjelaskan diagnosa pada pasien hipotermia dengan benar
h.      Menjelaskan intervensi pada pasien hipotermia dengan benar

   B.     PENYAJIAN MATERI
   1.      Definisi
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti ( suhu organ dalam ). Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia terjadi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ). Hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C (Sandra M.T. 1997).  Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh ( Edema Generalisata ), menghilangnya reflex tubuh ( areflexia ), koma, hingga menghilangnya reaksi pupil mata.
2.      Klasifikasi
Berdasarkan suhu tubuh         :
1.      Hipotermi ringan bila suhu tubuh 32-35oC
2.      Hipotermi sedang dengan suhu tubuh 28-320C
3.      Hipotermi berat bila suhu tubuh dibawah 280C
Berdasarkan etiologi   :
  1.      Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga 35°c.
  2.      Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
  3.      Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
  4.      Indusi hipotermi, dimana suhu tubuh diturunkan sebagai bagian dari terapi.
Berdasarkan penyebab dan predisposisi         :
  1.      Berbagai penyakit antara lain jantung, ginjal, penyakit hati, sepsis, dan malnutrisi.
  2.      Lingkungan yang dingin
  3.      Obat-obatan, anaestesi, penotiazin, barbiturat, dan alkohol.
  4.      Akibat efek pada SSP antara lain, oleh karena stroke, trauma capitis, tumor otak, ensepalopati Wernicke, penyakit alzheimer, terpotongnya medulla spinalis.
  5.      Kelainan endokrin antara lain diabetik ketoasidosis, koma hiperosmolar, panhipopihitarisme, hipoadrenalisme, hipotiroid.
  6.      Trauma mayor
  7.      Luka bakar dan dermatitis eksfoliatif.
  8.      Usia tua
Berdasarkan hubungan antara suhu dengan keluhan klinis    :
  1.      36,50C menggigil
  2.      360 C vasokontriksi dan menyebabkan terjadinya hipotermi sublinis.
  3.      32-300C atrial fibrilasi dan heart block serta keadaan lebih buruk fibrilasi ventrikel. Defibrilasinya berhasil pada suhu diatas 320 C.
  4.      320C fibrasi berhenti.
  5.      26-280C gelombang EEG menjadi hilang.
  6.      280C koma
  7.      240C pernafasan menjadi lambat, dangkal dan akhirnya menjadi apneu.

  3.      Gejala
Hipotermia Sedang     :
  1.      Menggigil
  2.      Terasa melayang
  3.      Pernafasan cepat, nadi melambat
  4.      Gangguan penglihatan
  5.      Reaksi mata lambat
  6.      Gemetar
Hipotermia berat         :
  1.      Pernafasan sangat lambat
  2.      Denyut nadi sangat lambat
  3.      Tidak ada respons
  4.      Manik mata melebar dan tidak bereaksi
  5.      Alat gerak kaku
  6.      Tidak menggigil
Efek dari hipotermia antara lain          :
  1.      Depresi pada susunan saraf terutama pada suhu sampai 240C. Belum tampak perubahan respirasi pada suhu 30-360C. Temperatur dingin juga menyebabkan terjadinya bronkorhe sehingga menyebabkan susah bernafas. Disamping itu terdapat pula perubahan kurve disosiasi Hb.
  2.      Pada sistem metabolik dibagi atas 2 bagian yaitu :
a.       Menggigil, terjadi bila suhu tubuh 30-350C maka terjadi over produksi energi.
b.      Bila suhu dibawah 300C tidak terjadi reaksi menggigil karena termoregulasi gagal mengkompensir hipotermi, metabolisme menjadi lambat dan menyebabkan dekompensasi multiorgan. Pada suhu dingin, kebutuhan energi menurun juga metabolisme menjadi menurun. Asidosis metabolik dan asidosis respiratorik dapat terjadi pada hipotermia dan menyebabkan asam laktat terkumpul dalam darah oleh karena metabolisme anaerob. Fungsi hati juga menurun dan begitu pula enzim-enzim yang dikeluarkan oleh hati.
  3.      Pada susunan saraf pusat, terjadi penekanan susunan saraf pusat. Yang dapat dilihat konfusi, turunnya kesadaran, dilatasi pupil pada suhu 300C. Pengaliran darah otak menurun 7 % pada tiap penurunan 10C suhu tubuh. Untuk menaikkan suhu tubuh ini terjadi reaksi menggigil pada suhu 330C dan rigor mortis pada suhu 240C.
  4.      Pada sistem renal terjadi vasokontriksi periver yang menyebabkan terjadinya diuresis dingin disamping itu dapat pula menekan ADH sehingga terjadi heamokonsentrasi pada hipotermi. Oleh karena cold diuresis terjadi penurunan filtrasi glomerulus, penurunan cardiac output dan meningginya tonus muskular.
  5.      Pada hipotermi baik kelenjar eksokrin maupun endokrin keduanya aktivitasnya menurun. Bila suhu dibawah 300C, insulin akan mengurang dan reisistensi jaringan terhadap insulin akan menurun sehingga kadar gula menjadi naik. Hipotermia yang lama akan menurunnya ACTH.
  6.      Pada darah terjadi hematokrit yang meninggi akibat dari dehidrasi. Dilaporkan dapat pula terjadi DIC.
  7.      Fungsi imunitas, terjadinya peningkatan fungsi imunologis.

   4.      Faktor yang berhubungan
a.       Penuaan
b.      Konsumsi alkohol
c.       Kerusakan hipotalamus
d.      Penurunan laju metabolic
e.       Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin
f.       Penyakit atau trauma
g.      Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk menggigil
h.      Penggunaan pakaian yang tidak mencukupi
i.        Malnutrisi
j.        Obat-obatan
k.      Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan
l.        Hipotiroidisme
m.    Ketidakmampuan system pengaturan suhu neonates
n.      Kehilangan lemak subkutan dan malnutrisi
o.      Berat badan lahir rendah

  5.      Batasan karakteristik
Mayor (80 % - 100 %)
  1.      Penurunan suhu tubuh di bawah 35,5 ºC (96 ºF) per rectal
  2.      Kulit dingin
  3.      Pucat (sedang)
  4.      Menggigil (ringan)
Minor (50 % - 79 %)
  1.      Kebingungan mental/mengantuk/gelisah
  2.      Nadi dan pernafasan menurun
  3.      Kakeksia/malnutrisi

  6.      Patofisiologi
 

  7.      Pengkajian
a.       Pemeriksaan Fisik    :
            Inspeksi           : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah
            Palpasi             : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.
Auskultasi       : tekanan darah menurun.
b.      Tanda – tanda vital  :
Nadi    : <60 x/menit
Suhu    : <360C
TD       : <120 mmHg
RR       : >24 x/menit
c.       Kardiovaskuler            : Bradikardi
d.      Integumen                   :
            Sianosis cental atau pallor
            Dingin pada dada dan ekstermitas
e.       Neorologic                   :
            Penurunan refleks dan aktivitas
            Halusinasi
            Fluktuasi suhu dibawah batas normal
f.       Pulmonary                   :
            Pernafasan meningkat
g.      Study Diagnostik
Kadar glukosa serum : untuk mengidentifikasi penurunan yang disebabkan energi yang digunakan untuk respon terhadap dingin
Analisa gas darah         : untuk menentukan peningkatan karbondioksida dan penurunan kadar oksigen, mengindefikasi resiko acidosis.
  8.      Diagnosa
1.      Ketidakseimbangan suhu tubuh
2.      Risiko disorganisasi perilaku bayi
3.      Ketidakefektifan termoregulasi

  9.      Intervensi
Hasil NOC      :
1.      Termoregulasi; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan kehilangan panas.
2.      Termoregulasi neonatus; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.
3.      Tanda-tanda vital; nilai suhu, nadi, pernapasan dan TD dalam rentang normal.
Tujuan dan kriteria evaluasi    :
Menunjukkan termoregulasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1.      Ganguan eksterm
2.      Berat
3.      Sedang
4.      Ringan
5.      Tidak ada gangguan
Indikator
1
2
3
4
5
Penurunan suhu tubuh





Perubahan warna kulit





Merinding atau kedinginan





Menggigil saat kedinginan





Laporan suhu yang nyaman






Pasien akan :
1.      Menjelaskan tindakan  untuk mencegah atau meminimalkan penurunan suhu tubuh
2.      Melaporkan tanda dan gejala dini hipotermi
3.      Mempertahankan suhu pasien setidaknya 36 C
Bayi akan:
1.      Menggunakan sikap menahan panas tubuhnya
2.      Memiliki glukosa darah dalam batas normal
3.      Tidak letargi
Rencana Kegiatan
1. Terapi hipotermia; menghangatkan kembali dan melakukan surveilens pasien yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 350 C.
2.      Perawatan bayi baru lahir; penatalaksanaan nenatus selama transisi dari kehidupan diluar rahim dan periode stabilisasi lanjut.
3.      Regulasi suhu; mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
4.      Regulasi suhu; intra bedah: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intrabedah dalam rentang normal.
5.      Pemantauan tanda-tanda vital; mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.
   C.    TUGAS DAN LATIHAN
1.      Berdasarkan etiologimya penurunan suhu tubuh inti hingga 350C disebut
a.      Accidental Hypotermia
b.      Indusi Hypotermia
c.       Secondary Hypotermia
d.      Hypotermia sedang

2.      Berdasarkan suhu tubuhnya pasien dengan suhu tubuh dibawah 280C disebut
a.       Hypotermia sedang
b.      Accidental Hypotermia
c.       Indusi Hypotermia
d.      Hypertensi berat
e.       Hypotermia ringan
3.      Suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai dibawah 350C adalah definisi hypotermia menurut
a.       Indaiso F
b.      Lyda Juall
c.       Nanda 2013-2014
d.      Potter and Perry
e.       Sandra M.T
4.      Gejala yang dialami hipotermia sedang adalah, kecuali
a.       Pernafasan lambat
b.      Reaksi mata lambat
c.       Tidak menggigil
d.      Alat gerak kaki
e.       Manik mata melebar
5.      Gejala yang dialami hipotermia berat adalah
a.      Denyut nadi lambat
b.      Gemetar
c.       Menggigil
d.      Reaksi Mata lambat
e.       Pernafasan cepat
6.      Efek hipotermia pada susunan saraf yang terjadi penekanan ialah
a.       Menggil
b.      Metabolisme menurun
c.       Susun bernafas
d.      Dilatasi pupil pada suhu 300C
e.       Penurunan filtrasi glomelurus
7.      Faktor yang berhubungan dengan penyebab hipotermia adalah kecuali
a.       Obat-obatan
b.      Malnutrisi
c.       Genetik
d.      Lingkungan
e.       Alkohol
8.      Diagnosa yang muncul pada pasien dengan hipotermia adalah
a.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.      Ketidakefektifan pola nafas
c.       Risiko kekurangan cairan
d.      Ketidakefektifan termoregulasi
e.       Gangguan pola tidur
9.      Pada pengkajian, pemeriksaan fisik yang muncul pada pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a.       Bradikardi
b.      Hipotensi
c.       Tachikardi
d.      Sianosis
e.       Halusinasi
10.  Data mayor yang ditemukan pada pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a.       Pucat
b.      Kulit dingin
c.       Menggigil
d.      Malnutrisi
e.       Penurunan suhu dibawah 35,50C
nD.    PENUTUP
  1.      Rangkuman
Hipotermi merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian (Indarso, F, 2001 ). Hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C (Sandra M.T. 1997).
Hipotermia terbagi atas beberapa klasifikasi yaitu :
Berdasarkan suhu tubuh         :
1.      Hipotermi ringan bila suhu tubuh 32-35oC
2.      Hipotermi sedang dengan suhu tubuh 28-320C
3.      Hipotermi berat bila suhu tubuh dibawah 280C
Berdasarkan etiologi   :
  1.      Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga 35°c.
  2.      Primary accidental hypothermia merupakan hasil dari paparan langsung terhadap udara dingin pada orang yang sebelumnya sehat.
  3.      Secondary accidental hypothermia merupakan komplikasi gangguan sistemik
( seluruh tubuh ) yang serius. Kebanyakan terjadinya di musim dingin ( salju ) dan iklim dingin.
  4.      Indusi hipotermi, dimana suhu tubuh diturunkan sebagai bagian dari terapi.
Gejala Hipotermia : Hipotermia Sedang ( Menggigil, terasa melayang, pernafasan cepat, nadi melambat, gangguan penglihatan, reaksi mata lambat, gemetar ) Hipotermia berat ( Pernafasan sangat lambat, denyut nadi sangat lambat, tidak ada respons, manik mata melebar dan tidak bereaksi, alat gerak kaku, tidak menggigil )
Pengkajian pasien dengan hipotermia ( pemeriksaan fisik, TTV, kardiovaskuler, integumen, neurologic, pulmonary, dan pemeriksaan kadar glukosa serum serta analisa gas darah )
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hipotermia adalah Ketidakseimbangan suhu tubuh, risiko disorganisasi perilaku bayi, ketidakefektifan termoregulasi.
Intervensi keperawatan :
  1.      Termoregulasi; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan kehilangan panas.
  2.      Termoregulais: neonates; keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.
  3.      Tanda-tanda vital; nilai suhu, nadi, pernapasan dan TD dalam rentang normal.
Rencana Kegiatan
  1.      Terapi hipotermia; menghangatkan kembali dan melakukan surveilens pasien yang memiliki suhu tubuh inti kurang dari 350 C.
  2.      Perawatan bayi baru lahir; penatalaksanaan nenatus selama transisi dari kehidupan diluar rahim dan periode stabilisasi lanjut.
  3.      Regulasi suhu; mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
  4.      Regulasi suhu; intra bedah: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intrabedah dalam rentang normal.
  5.      Pemantauan tanda-tanda vital; mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

  2.      Tes akhir bab
  1.      Berdasarkan etiologimya penurunan suhu tubuh inti hingga 350C disebut
a.       Accidental Hypotermia
b.      Indusi Hypotermia
c.       Primary Hypotermia
d.      Secondary Hypotermia
e.       Hypotermia sedang
  2.      Berdasarkan suhu tubuhnya pasien dengan suhu tubuh dibawah 280C disebut
a.       Hypotermia sedang
b.      Accidental Hypotermia
c.       Indusi Hypotermia
d.      Hypertensi berat
e.       Hypotermia ringan
  3.      Suatu kondisi dimana suhu tubuh inti turun sampai dibawah 350C adalah definisi hypotermia menurut
a.       Indaiso F
b.      Lyda Juall
c.       Nanda 2013-2014
d.      Potter and Perry
e.       Sandra M.T
  4.      Gejala yang dialami hipotermia sedang adalah, kecuali
a.       Pernafasan lambat
b.      Reaksi mata lambat
c.       Tidak menggigil
d.      Alat gerak kaki
e.       Manik mata melebar
  5.      Gejala yang dialami hipotermia berat adalah
a.       Denyut nadi lambat
b.      Gemetar
c.       Menggigil
d.      Reaksi Mata lambat
e.       Pernafasan cepat
  6.      Efek hipotermia pada susunan saraf yang terjadi penekanan ialah
a.       Menggil
b.      Metabolisme menurun
c.       Susun bernafas
d.      Dilatasi pupil pada suhu 300C
e.       Penurunan filtrasi glomelurus
  7.      Faktor yang berhubungan dengan penyebab hipotermia adalah kecuali
a.       Obat-obatan
b.      Malnutrisi
c.       Genetik
d.      Lingkungan
e.       Alkohol
  8.      Diagnosa yang muncul pada pasien dengan hipotermia adalah
a.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.      Ketidakefektifan pola nafas
c.       Risiko kekurangan cairan
d.      Ketidakefektifan termoregulasi
e.       Gangguan pola tidur
   9.      Pada pengkajian, pemeriksaan fisik yang muncul pada pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a.       Bradikardi
b.      Hipotensi
c.       Tachikardi
d.      Sianosis
e.       Halusinasi
  10.  Data mayor yang ditemukan pada pasien dengan hipotermia adalah, kecuali
a.       Pucat
b.      Kulit dingin
c.       Menggigil
d.      Malnutrisi
e.       Penurunan suhu dibawah 35,50C
Kunci Jawaban Soal Akhir Bab
  1.      A                                 6. D
  2.      D                                 7. C
  3.      E                                  8. D
  4.      B                                 9. C
  5.      A                                 10. D


DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall . 2006 . Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. 2012.  Buku Saku DIAGNOSIS             KEPERAWATAN        Diagnosis             NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil          NOC Edisi 9. Jakarta:             EGC
Potter. Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Parwis-Allan.2003.Pedoman Pertolongan Pertama Edisi Kedua. Jakarta : Markas Pusat    PMI
Rab, Tabrani. 1998. Agenda Gawat Darurat (Critical Care) Edisi ke 3. Bandung: Pt          Alumni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar