Kamis, 02 Oktober 2014

ASKEP LUKA PADA ANGGOTA TUBUH



A.   PENDAHULUAN
Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini.Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.Disamping itu manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis.


1.   KONSEP KUNCI
a.    Pengertian Luka
b.   Jenis-jenis Luka
c.    Macam-macam luka beserta penanganannya
d.   Proses penyembuhan luka
e.    Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
f.    Asuhan keperawatan luka pada anggota tubuh

2.  PETUNJUK
a.    Pelajari materi BAB VIII dengan tekun dan disiplin
b.   Penyajian BAB VIII meliputi : judul BAB dan konsep – konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman dan soal – soal akhir BAB VIII yang disertai dengan kunci jawaban.
c.    Kerjakan soal – soal latihan akhir BAB dengan tekun dan disiplin
d.   Bacalah sumber pendukung yang dapat menambah wawasan anda
e.    Selamat membaca dan semoga berhasil

3.  TUJUAN
a.    Tujuan Umum Pembelajaran
Untuk dapat membuat askep luka pada anggota tubuh
b.   Tujuan Khusus Pembelajaran
1.   Untuk dapat menjelaskan pengertian luka
2.   Untuk dapat menjelaskan jenis-jenis luka
3.   Untuk dapat menjelaskan macam-macam luka dan penyembuhannya
4.   Untuk dapat menjelaskan proses penyembuhan luka
5.   Untuk dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
6.   Untuk dapat menjelaskan asuhan keperawatan luka pada anggota tubuh

B.     PENYAJIAN MATERI
Pengertian Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau  hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Jenis Luka:
1.   Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka
Luka Bersih (Clean Wounds). Yang dimaksud dengan luka bersih adalah luka bedah tak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan juga infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds).Jenis luka ini adalah luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi.
Luka terkontaminasi (Contamined Wounds) adalah luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna.
Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds) adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka. Dan tentunya kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakin besar dengan adanya mikroorganisme tersebut.

2.    Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka.
  • Stadium I : Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema). Luka jenis ini adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
  • Stadium II : Luka "Partial Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti halnya abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
  • Stadium III : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan di sekitarnya.
  • Stadium IV : Luka "Full Thickness". Luka jenis ini adalah luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi / kerusakan yang luas.
3.    Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.
  • Luka Akut. Luka akut adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
  • Luka Kronis. Luka kronis adalah jenis luka yang yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
MACAM LUKA dan PENANGANANYA
1.   Vulnus excoriasi (Luka lecet)
a)   Pengertian : Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi dibanding luka robek, mengingat luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.
b)  Cara penanganan : Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah bersih, berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.

2.   Vulnus punctum (Luka tusuk)
a)    Pengertian : Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, yang harus diingat maka kita harus curiga adanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.
b)   Cara penanganan : Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang menusuk, karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila benda yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan luka dengan cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfektan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa, namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi.
      
3.   Vulnus contussum (luka kontusiopin)
a)    Pengertian : luka kontusiopin adalah luka memar, tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya akan mengakibatkan robek pembuluh darah semakin lebar saja.
b)   Cara penanganan : Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air dingin, karena akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan pembuluh-pembuluh darah yang robek.

4.    Vulnus insivum (Luka sayat)
a)    Pengertian : luka sayat adalah jenis luka yang disababkan karena sayatan dari benda tajam, bisa logam maupun kayu dan lain sebgainya. Jenis luka ini biasanya tipis.
b)   Cara penanganan : yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan desinfektan.

5.    Vulnus schlopetorum
a)    Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, maka harus segera dikeluarkan tembakanya.
b)   Cara penanganan : jangan langsung mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah membersihkan luka dengan H2O2, berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya seminggu baru pasien dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya.Diharapkan dalam waktu seminggu posisi peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar peluru.

6.    Vulnus combustion (luka bakar)
a)    Pengertian : adalah luka yang disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan zat panas seperti air panas(air memdidih), api, dll.
b)   Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya.Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi.Dan ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.
        
7.    Luka gigitan.
a)    Pengertian : luka jenis ini disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, dan binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yang dibahas adalah jenis luka gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.
b)   Cara penanganan : mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.

8.    Laserasi atau Luka Parut.
a)    Pengertian : Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari.
b)   Cara penanganan : Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit.Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

9.    Terpotong atau Teriris
a)    Pengertian : Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus terpotong.
b)   Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet.Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah sakit.Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.

PROSES PENYEMBUHAN LUKA
1.   Fase Inflamasi
adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

2.   Fase Proliferatif
adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.

3.   Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
  • Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
  • Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
  • Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
  • Hematoma, Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
  • Benda asing, Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (Pus).
  • Iskemia, Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
  • Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
  • Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera, Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LUKA
A.    PENGKAJIAN LUKA
1.   Anamnesa
·      Tgl & waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit
·      Biodata → nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,alamat
·      Keluhan utama
·      Riwayat kesehatan  → riwayat penyakit sekarang (PQRST), riwayat penyakit dahulu, status kesehatan keluarga & status perkembangan
·      Aktivitas sehari-hari
·      Riwayat psikososial
2.    Pemeriksaan Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui metode inspeksi & palpasi.
a.   Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
·      Adanya perdarahan
·      Proses inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
·      Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi pada saat pembekuan berkurang)
·      Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringan granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya keloid.
b.  Melihat adanya benda asing atau bahan-bahan pengontaminasi pada luka mis : tanah, pecahan kaca atau benda asing lain
c.   Melihat ukuran, kedalaman & lokasi luka
d.   Adanya dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. & nyeri pada daerah  luka

B.   DIAGNOSSA KEPERAWATAN
Dlm diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1.    Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka
2.    Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan
Contoh diagnosa Keperawatan NANDA
a.   Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :
- Insisi bedah           - Cedera akibat zat kimia
- Efek tekanan         - Sekresi & ekskresi
b.   Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :
-Imobilisasi fisik          - Paparan sekresi
c.    Risiko infeksi yang berhubungan dengan :
-  Malnutrisi                - Kehilangan jaringan & peningkatan paparan lingkungan
d.   Nyeri yang berhubungan dengan :
- Insisi bedah
e.    Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan :
- Nyeri luka operasi
f.    Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan menelan makanan
g.   Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan :
- Nyeri insisi abdomen
h.   Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan :
- Gangguan aliran arteri            - Gangguan aliran vena
i.     Gangguan harga diri yang berhubungan dengan :
- Persepsi thd jaringan parut      - Persepsi thd dariain operasi
- Reaksi thd pengangkatan bgn tubuh melalui pembedahan

C.     INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan :
1.   Meningkatkan hemostasis luka
2.   Mencegah infeksi
3.   Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
4.   Meningkatkan penyembuhan luka
5.   Mempertahankan integritas kulit
6.   Mendengankan kembali fungsi normal
7.   Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri)
Rencana tindakan:
1. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar luka tetap dalam keadaan bersih
2. Mengurangi nyeri & memperceoat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan perawatan luka secara aseptic

C.   TUGAS DAN LATIHAN
1.   Ketika luka timbul akan memberikan beberapa efek diantaranya:
a.    Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b.   Respon stres simpatis
c.    Perdarahan dan pembekuan darah
d.   Meningkatkan kekebalan tubuh
e.    Kematian sel
2.   Beberapa organ dan system yang tidak terinfeksi pada luka bersih adalah:
a.    pencernaan
b.   genital
c.    kardiovaskuler
d.   urinaria
e.    pernafasan
3.   Jenis luka berdasarkan tingkat kontaminasinya dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
a.    clean wounds
b.   clean-contamined wounds
c.    infected wounds
d.   contamined wounds
e.    chronic wounds
4.   Hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan tanpa  merusk jaringan di bawahnya masuk dalam kategori luka:
a.    stadium I
b.   stadium II
c.    stadium III
d.   stadium IV
e.    stadium V
5.   Istilah lain dari luka memar yaitu:
a.    vulnus contussum
b.   vulnus punctum
c.    vulnus excoriasi
d.   vulnus invisum
e.    vulnus schlopetorum
6.   Beberapa factor yang mempengaruhi penyembuhan luka, diantaranya:
a.    usia,hipovolemia, benda asing
b.   hematoma,hipervolemia,diabetes
c.    infeksi,iskemia,pengobatan steroid
d.   usia,iskemi,benda asing
e.    infeksi,pengobatan steroid,hematoma
7.   teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan dengan metode:
a.    inspeksi dan auskultasi
b.   perkusi dan palpasi
c.    palpasi dan inspeksi
d.   auskultasi dan perkusi
e.    inspeksi dan perkusi
8.   pada proses penyembuhan luka, fase maturasi terjadi pada waktu:
a.    minggu ke-1 setelah perlukaan
b.   minggu ke-3 setelah perlukaan
c.    minggu ke-5 setelah perlukaan
d.   minggu ke-6 setelah perlukaan
e.    minggu ke-8 setelah perlukaan
9.   pada pemeriksaan kulit kita dapat melihat adanya tanda  penyembuhan luka, diantaranya:
a.    proses inflamasi
b.   adanya parut
c.    adanya perdarahan
d.   infeksi tak kunjung sembuh
e.    proses granulasi jaringan
10.  tujuan yang ditetapkan pada perencanaan keperawatan, antara lain:
a.    meningkatkan hemostasis luka
b.   mencegah  infeksi
c.    mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
d.   mempertahankan integritas kulit
e.    memperlama waktu penyembuhan
D.  PENUTUP
1.  RANGKUMAN
Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini dimana pengertian luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau  hilang.terdapat beberapa jenis luka Jenis Luka:
1.   Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka
Luka Bersih (Clean Wounds)
Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds)
Luka terkontaminasi (Contamined Wounds)
Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)
2.    Berdasarkan Kedalaman Dan Luasnya Luka.
  • Stadium I
  • Stadium II 
  • Stadium III
  • Stadium IV 
3.    Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka.
  • Luka Akut
  • Luka Kronis
 MACAM LUKA dan PENANGANANYA
1.   Vulnus excoriasi (Luka lecet)
2.   Vulnus punctum (Luka tusuk)
3.   Vulnus contussum (luka kontusiopin)
4.    Vulnus insivum (Luka sayat)
5.    Vulnus schlopetorum
6.    Vulnus combustion (luka bakar)
7.    Luka gigitan.
8.    Laserasi atau Luka Parut.
9.    Terpotong atau Teriris

2.   TES AKHIR BAB
SOAL:
1.   Ketika luka timbul akan memberikan beberapa efek yaitu, antara lain:
a.    Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b.   Respon stres simpatis
c.    Perdarahan dan pembekuan darah
d.   Meningkatkan kekebalan tubuh
e.    Kematian sel
2.   Beberapa organ dan system yang tidak terinfeksi pada luka bersih antara lain:
a.    pencernaan
b.   genital
c.    kardiovaskuler
d.   urinaria
e.    pernafasan
3.   Jenis luka berdasarkan tingkat kontaminasinya dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
a.    clean wounds
b.   clean-contamined wounds
c.    infected wounds
d.   contamined wounds
e.    chronic wounds
4.   Hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan tanpa  merusk jaringan di bawahnya masuk dalam kategori luka:
a.    stadium I
b.   stadium II
c.    stadium III
d.   stadium IV
e.    stadium V
5.   Istilah lain dari luka memar yaitu:
a.    vulnus contussum
b.   vulnus punctum
c.    vulnus excoriasi
d.   vulnus invisum
e.    vulnus schlopetorum
6.   Beberapa factor yang mempengaruhi penyembuhan luka, antara lain:
a.    usia,hipovolemia, benda asing
b.   hematoma,hipervolemia,diabetes
c.    infeksi,iskemia,pengobatan steroid
d.   usia,iskemi,benda asing
e.    infeksi,pengobatan steroid,hematoma
7.   teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan dengan metode:
a.    inspeksi dan auskultasi
b.   perkusi dan palpasi
c.    palpasi dan inspeksi
d.   auskultasi dan perkusi
e.    inspeksi dan perkusi
8.   pada proses penyembuhan luka, fase maturasi terjadi pada waktu:
a.    minggu ke-1 setelah perlukaan
b.   minggu ke-3 setelah perlukaan
c.    minggu ke-5 setelah perlukaan
d.   minggu ke-6 setelah perlukaan
e.    minggu ke-8 setelah perlukaan
9.   pada pemeriksaan kulit kita dapat melihat adanya tanda  penyembuhan luka, diantaranya:
a.    proses inflamasi
b.   adanya parut
c.    adanya perdarahan
d.   infeksi tak kunjung sembuh
e.    proses granulasi jaringan
10.  tujuan yang ditetapkan pada perencanaan keperawatan, antara lain:
a.    meningkatkan hemostasis luka
b.   mencegah  infeksi
c.    mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut
d.   mempertahankan integritas kulit
e.    memperlama waktu penyembuhan
KUNCI JAWABAN:


     1.      D
     2.      C
     3.      E
     4.      C
     5.      A
     6.      B
     7.      C
     8.      B
     9.      D
    10.   E




DAFTAR PUSTAKA

Ayos.2008.Asuhan Keperawatan Luka. http://ayosz.wordpress.com/.Akses :14 September 2014
Carpenito, Lynda Juall. (1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik. Edisi 6. Jakarta:EGC
Doenges, M. G. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.
Marison Moya,(2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC
Nuliana. 2013. Asuhan Keperawatan Luka. http://nulianamajid.blogspot.com/.                   Akses :14 September 2014
Potter And Perry. (1999). Fundamental Keperawatan. Edisi 4 . Jakarta : EGC
Rahma. 2011.Askep Perawatan Luka. http://fakultasilmukeperawatan.blogspot.com/.        Akses :14 September 2014.
Supriyono.2010. Askep Perawatan Luka. http://askep-supriyono.blogspot.com/.                 Akses :14 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar