Sabtu, 04 Oktober 2014

ASKEP KEMASUKAN BENDA ASING PADA TELINGA


   A.    PENDAHULUAN
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan) . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang.
Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.

1.    Konsep Kunci
a.     pengertian benda asing
b.    etiologi askep kemasukan benda asing pada telinga
c.     manifestasi klinik askep kemasukan benda asing pada telinga
d.    patofisiologis askep kemasukan benda asing pada telinga
e.     pemeriksaan penunjang askep kemasukan benda asing pada telinga
f.     pencegahan masuknya benda asing ke dalam telinga
g.    penatalaksanaan askep kemasukan benda asing pada telinga
h.    konsep askep kemasukan benda asing pada telinga
2.    Petunjuk
a.    Pelajari materi BAB XIV dengan tekun, disiplin dan bersungguh-sungguh.
b.    Penyajian setiap bab meliputi: judul bab, pendahuluan, konsep-konsep kunci, petunjuk, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, penyajian materi, tugas dan latihan, penutup, rangkuman, tes akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban dan daftar pustaka.
c.    Dalam uraian materi, pembaca akan menemukan beberapa test. test ini dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d.   Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin.
e.    Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap agar mempermudah pembaca untuk memahami isi materi.
f.  Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda.
3.    Tujuan Pembelajaran
a.    Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan kemasukan benda asing pada telinga.
b.    Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu :
1.    Menjelaskan pengertian benda asing dengan tepat
2.    Menjelaskan etiologi dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
3. Menjelaskan manifestasi klinik dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
4.   Menjelaskan patofisiologis dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
5.    Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
6.    Menjelaskan pencegahan benda asing masuk ke dalam telinga dengan tepat.
7.   Menjelaskan penatalaksanaan dari askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.
8.    Menjelaskan konsep askep kemasukan benda asing pada telinga dengan tepat.


   A.    PENYAJIAN MATERI
1.    Pengertian
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang.
Benda asing di liang telinga (Corpus Allenium) adalah benda asing yang di temukan di liang telinga bervariasi sekali. Bisa berupa benda mati ataupun benda hidup, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral. Pada anak kecil sering ditemukan kacang hijau, manik-manik, dan lain-lain. Pada orang dewasa yang relatif sering adalah kapas cotton buds yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan serangga kecil seperti kecoa, semut dan nyamuk.
Usaha mengeluarkan benda asing sering kali akan lebih mendorongnya lebih ke dalam liang telinga. Mengeluarkan benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila klien tidak kooperatif dapat berisiko trauma yang merusak membran timpani atau struktur telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila benda asing yang masih hidup seperti binatang serangga, binatang di liang telinga harus dimatikan dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan (misalnya larutan revanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang di tunggu selama 10 menit, setelah binatang telah pasti mati, Dikeluarkan secara hati-hati dengan pinset atau di irigasi dengan air bersih yang hangat. Pastikan juga tidak di dapatkan serpihan badan binatang yang tertinggal pada proses pengeluaran benda asing tersebut karena dapat dikawatirkan terjadinya resiko infeksi pada liang telinga luar ataupun tengah. Bila terjadi infeksi biasanya ditandai dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan berupa demam sehingga suhu tubuh klien bertambah panas. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen.
Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Di telinga banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.
2.    Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing bisa berada diliang telinga yaitu :
a.    Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
b.    Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga
c.    Faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk ke dalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama yang bisa dilakukan:
a.    Air
Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya. Segera kunjungi dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
b.    Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.
c.    Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan. Jika terjadi, segera bawa ke dokter THT. Jangan coba-coba mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
d.   Serangga
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
3.    Manifestasi Klinik
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran. Beberapa efek yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut.
a.    Merasa tidak enak di telinga
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal membersihkan akan mendorong benda asing yang masuk ke dalam menjadi masuk lagi.
b.    Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.
c.    Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
d.   Rasa nyeri telinga / otalgia
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda asing.
4.    Patofisiologis
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pada anak – anak yaitu faktor kesengajaan dari anak tersebut , faktor kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat , nyamuk dan lain-lain.
Masuknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran , rasa nyeri telinga/ otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
5.    Pemeriksaan Penunjang
a.    Pemeriksaan dengan Otoskopik
Caranya :
1)   Bersihkan serumen
2)   Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi :
1)   Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya infeksi.
2)   Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang.
3)   Kemungkinan gendang mengalami robekan.
b.    Pemeriksaan Ketajaman dengan Test Penyaringan Sederhana
1)   Lepaskan semua alat bantu dengar
2)   Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu telinga
3)   Berdirilah dengan jarak 30 cm
4)   Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5)   Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
c.    Uji Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Weber)
1)   Menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
2)   Pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3)   Letakan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien.
4)   Tanyakan pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras.
Interpretasi
1)   Normal: suara terdengar seimbang (suara terpusat pada ditengah kepala)
2)   Tuli kondusif: suara akan lebih jelas pada bagian yang sakit (obstruksi: otosklerosis, OM) akan menghambat ruang hampa.
3)   Tuli sensorineural: suara lateralisasi kebagian telinga yang lebih baik.
d.   Uji Ketajaman dengan Garpu Tala (Uji Rine)
1)   Membandingkan konduksi udara dan tulang
2)   Pegang garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
3)   Sentuhkan garpu tala pada tulang prosesus mastoid, apabila bunyi tidak terdengar lagi pindahkan kedepan lubang telinga (2 cm)
4)   Tanyakan klien, kapan suara tak terdengar (hitungan detik)
5)   Ulangi pada telinga berikutnya
Interpretasi
1)   Normal: terdengar terus suara garpu tala.
2)   Klien dengan tuli kondusif udara: mendengar garpu tala lebih jelas melalui konduksi tulang (Rine negatif)
6.    Pencegahan
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.
a.    Kebiasaan terlalu sering memakai cotton buds untuk membersihkan telinga sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping: kulit telinga kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong Cottonbud, maka dapat melukai atau menembus gendang telinga.
b.    Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian atau manik-manik pada anak-anak, dapat tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan nafas.
7.    Penatalaksanaan
a.    Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator (khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan dalam narcosis umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
b.    Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan terlebih dahulu dengan meneteskan larutan pantokain, alcohol, rivanol atau minyak. Kemudian benda asing dikait dengan pinset atau klem dan ditarik keluar. Setelah benda asing keluar, liang telinga dibersihkan dengan larutan betadin. Bila ada laserasi liang telinga diberikan antibiotik ampisilin selama 3 hari dan analgetik jika perlu. Usaha pengeluaran harus dilakukan dengan hati- hati biasanya dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Bila klien tidak kooperatif dan beresiko merusak gendang telinga atau struktur- struktur telinga tengah, maka sebaiknya dilakukan anastesi sebelum dilakukan penatalaksanaan. Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik keluar. Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian pada anak yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat menyebabkan trauma pada membran timpani.
8.      Konsep Asuhan Keperawatan
A.  PENGKAJIAN
1.    Riwayat masuknya benda asing pada telinga
Tanyakan kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga, apa jenis benda asing yang masuk apakah itu serangga, manik-manik, kerikil dll, tindakan yang sudah dilakukan di rumah.
2.    Riwayat kesehatan
a.    Keluhan utama saat MRS
Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai menurun, nyeri, rasa tidak enak ditelinga.
b.    Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu yang berhubungan degan gangguan pendengaran karena benda asing adalah kebiasaan dan kecerobohan membersihkan telinga yang tidak benar .
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penggambaran lengkap masalah telinga, termasuk infeksi, otalgia, otorea, kehilangan pendengaran. Data dikumpulkan mengenai durasi dan intensitas masalahnya, penyebabnya dan penanganan sebelumnya.
3.    Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a.    Bernapas
b.    Makan dan Minum
c.    Eliminasi
d.    Gerak dan Aktivitas
e.     Istirahat dan Tidur
f.     Kebersihan Diri
g.    Pengaturan Suhu Tubuh
h.    Rasa Nyaman
i.      Rasa Aman
j.      Sosialisasi dan Komunikasi
k.    Prestasi dan Produktivitas
l.      Ibadah
m.  Rekreasi
n.    Belajar
4.    Pemeriksaan Fisik                  
a)    Inspeksi daun telinga
Caranya: Pada dewasa daun telinga ditarik keatas lalu ke belakang, pada anak-anak daun telinga ditarik ke belakang, dan pada bayi biasanya daun telinga di tarik ke bawah.
Diperhatikan: posisi, warna, ukuran, bentuk, kesimetrisan, seluruh permukaan dan lateral
b)   Palpasi
a.    Palpasi daun telinga: tekstur, nyeri pembengkakan dan nodul-nodul.
b.    Palpasi prosesus mastoideus: nyeri, pembengkakan dan nodul.
c.    Lakukan penarikan terhadap lobus lunak bagian bawah.
B.  DIAGNOSA
1.    Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, kimia.
2.    Gangguan sensori persepsi (auditor) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
3.    Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit dan trauma membran timpani.
4.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pengobatan.
C.     PERENCANAAN / INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik, dan kimia
Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri klien dapat berkurang, dengan kriteria hasil :
·         Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
·         Menunjukkan ekspresi wajah/postur tubuh rileks.
·         Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter dan intensitas skala nyeri (0-5).
·         Ajarkan tehnik relaksasi progresif, nafas dalam guided imager.

·         Kolaborasi: Berikan obat analgetik sesuai indikasi.
·         Dapat mengidentifikasi terjadinya komplikasi dan untuk intervensi selanjutnya.
·         Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri.
·         Membantu mengurangi nyeri.
Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran
klien meningkat, KH:
·         Klien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan
·         Klien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya
·         Observasi ketajaman pendengaran, catat apakah kedua telinga terlibat.


·         Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau, jika diperlukan seperti musik lembut.

·         Anjurkan klien dan keluarganya untuk mematuhi program terapi yang diberikan.
·         Mengetahui tingkat ketajaman pendengaran klien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.

·         Membantu untuk menghindari masukan sensori pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas tenang.
·         Mematuhi
program terapi akan mempercepat proses penyembuhan.
Risiko infeksi berhubungan dengan  laserasi kulit dan trauma membran timpani.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil:
·         Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesa
·         Tanda-tanda vital dalam batas normal
·         Observasi adanya tanda-tanda terjadinya infeksi (kalor, dolor,      rubor, tumor dan fungsiolesa).

·         Observasi tanda-tanda vital.




·         Pertahankan tehnik aseptik dalam melakukan tindakan.


·         Kolaborasi:
Berikan antibiotika sesuai indikasi.
·         Mengetahui tanda-tanda terjadinya infeksi dan indicator dalam melakukan intervensi selanjutnya.
·         Menetapkan data dasar klien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
·         Tindakan aseptik saat merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.
·         Menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur dan menurunkan risiko infeksi.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang penyakit pengobatan
Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan, dengan kriteria hasil:
·         Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami
·         Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan belajar
·         Kaji tingkat pengetahuan klien.






·         Berikan informasi pada klien tentang perjalanan penyakitnya.
·         Berikan penjelasan pada klien tentang setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
·         Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan klien tentang penyakitnya serta indikator dalam melakukan intervensi.
·         Meningkatkan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan.

·         Mengurangi tingkat kecemasan dan membantu meningkatkan kerjasama dalam mendukung program terapi yang diberikan

D.  IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
E.   EVALUASI
1.    Setelah diberikan tindakan keperawatan rasa nyeri pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil :
a.       Melaporkan nyeri berkurang/ terkontrol.
b.      Menunjukkan ekspresi wajah/ postur tubuh rileks.
2.      Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ketajaman pendengaran pasien meningkat, KH:
a.  Pasien dapat mendengar dengan baik tanpa alat bantu pendengaran, mampu menentukan letak suara dan sisi paling keras dari garputala, membedakan suara jam dengan gesekan tangan.
b.      Pasien tidak meminta mengulang setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya.
3.    Setelah diberikan asuhan keperawatan, risiko infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil :
a.       Tidak terdapat tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa).
b.      Tanda- tanda vital dalam batas normal.
4.      Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan, dengan kriteria hasil:
a.       Melaporkan pemahaman mengenai penyakit yang dialami.
b.      Menanyakan tentang pilihan terapi yang merupakan petunjuk kesiapan bel.

   B.     TUGAS DAN LATIHAN
1.      Yang tidak termasuk benda mati yang dapat menyumbat telinga adalah ...
A. manik-manik                                   D. kerikil
B. serangga                                        E. potongan korek api
C. cotton buds
2.      Faktor yang menyebabkan benda asing dapat berada di liang telinga yaitu ...
A. faktor kesengajaan                          D. A dan B benar
B.  faktor kebetulan                              E. semua benar
C.  faktor kecerobohan
3.      Efek yang terjadi akibat telinga kemasukan benda asing adalah, kecuali ...
A. pendengaran terganggu                  D. merasa tidak enak di telinga
B. otalgia                                             E. tersumbat
C. merasa tidak enak badan
4.   Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kemasukan benda asing pada telinga adalah ...
A. pemeriksaan ketajaman                  D. pemeriksaan otoskopik
B. uji weber                                         E. semua benar
C. uji rine
5.     Efek samping yang ditimbulkan dari terlalu seringnya menggunakan cotton buds yaitu, kecuali ...
A. telinga menjadi bersih
B. bulu-bulu halus di dalam telinga akan rusak
C. kulit telinga menjadi lecet sehingga menyebabkan infeksi
D. mekanisme pembersihan alami akan hilang
E. telinga menjadi tidak nyaman karena adanya infeksi
6.   Berikut marupakan hal-hal yang dikaji pada riwayat masuknya benda asing pada telinga, kecuali ...
A. tanyakan kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga
B. apa jenis benda asing yang masuk
C. apakah klien mengeluhkan pendengarannya mulai menurun
D. tindakan yang sudah dilakukan di rumah
E. jenis tindakan yang sudah dilakukan di rumah
7.      Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan dari askep kemasukan benda asing pada telinga yaitu ...
A. nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik dan kimia
B. gangguan sensori persepsi (auditor) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
C. resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit dan trauma membran timpani
D. jawaban A, B, C benar
E. semua salah
8.      Hal-hal yang dilakukan pada uji weber yaitu, kecuali ...
A. menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
B. membandingkan konduksi udara dan tulang
C. pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
D. letakkan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien
E. tanyakan pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras
9.      Hal yang diperhatikan  ketika melakukan inspeksi pada daun telinga yaitu ...
A. posisi                                                          D. kesimetrisan
B. warna                                                          E. semua benar
C. ukuran
10.  Nyeri yang dirasakan pada klien dapat berarti seperti berikut ini, kecuali ...
A. adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret
B. terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis
C. ancaman pembentukan abses otak
D. biasanya dijumpai tuli konduktif
E. tanda berkembangnya komplikasi telinga
   C.    PENUTUP
1.    Rangkuman
Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihkan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri. Namun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang.
Usaha mengeluarkan benda asing sering kali akan lebih mendorongnya lebih ke dalam liang telinga. Mengeluarkan benda asing harus lebih hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila klien tidak kooperatif dapat berisiko trauma yang merusak membran timpani atau struktur telinga tengah. Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas. Bila benda asing yang masih hidup seperti binatang serangga, binatang di liang telinga harus dimatikan dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan (misalnya larutan revanol atau obat anestesi lokal) lebih kurang di tunggu selama 10 menit, setelah binatang telah pasti mati, Dikeluarkan secara hati-hati dengan pinset atau di irigasi dengan air bersih yang hangat. Pastikan juga tidak di dapatkan serpihan badan binatang yang tertinggal pada proses pengeluaran benda asing tersebut karena dapat dikawatirkan terjadinya resiko infeksi pada liang telinga luar ataupun tengah. Bila terjadi infeksi biasanya ditandai dengan tanda-tanda inflamasi atau peradangan berupa demam sehingga suhu tubuh klien bertambah panas. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan benda asing dapat masuk ke dalam telinga yaitu faktor kesengajaan, faktor kecerobohan, dan faktor kebetulan. Benda-benda yang biasanya dapat masuk ke dalam telinga adalah air, cotton buds, benda-benda kecil seperti manik-manik, dan serangga. Apabila benda-benda tersebut masuk ke dalam telinga, kita akan merasakan rasa tidak enak di telinga, tersumbat, pendengaran terganggu hingga rasa nyeri pada telinga atau otalgia karena terjadinya infeksi.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan apabila telinga kita kemasukan benda asing yaitu pemeriksaan dengan otoskopik, pemeriksaan ketajaman dengan test penyaringan sederhana, uji ketajaman dengan garpu tala (uji weber), uji ketajaman dengan garpu tala (uji rine). Usaha pencegahan yang dapat dilakukan agar telinga tidak kemasukan benda asing: hindari kebiasaan terlalu sering memakai cotton buds. Selain itu juga, hindari memberi anak-anak mainan yang berupa biji-bijian dan manik-manik karena selain dapat menyumbat telinga, benda-benda tersebut juga dapat menyumbat saluran pernafasan apabila tertelan.
2.    Tes Akhir Bab
SOAL
1.      Yang tidak termasuk benda mati yang dapat menyumbat telinga adalah ...
A. manik-manik                                   D. kerikil
B. serangga                                          E. potongan korek api
C. cotton buds
2.      Faktor yang menyebabkan benda asing dapat berada di liang telinga yaitu ...
A. faktor kesengajaan                          D. A dan B benar
B.  faktor kebetulan                              E. semua benar
C.  faktor kecerobohan
3.      Efek yang terjadi akibat telinga kemasukan benda asing adalah, kecuali ...
A. pendengaran terganggu                  D. merasa tidak enak di telinga
B. otalgia                                             E. tersumbat
C. merasa tidak enak badan
4.      Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kemasukan benda asing pada telinga adalah ...
A. pemeriksaan ketajaman                  D. pemeriksaan otoskopik
B. uji weber                                         E. semua benar
C. uji rine
5.      Efek samping yang ditimbulkan dari terlalu seringnya menggunakan cotton buds yaitu, kecuali ...
A. telinga menjadi bersih
B. bulu-bulu halus di dalam telinga akan rusak
C. kulit telinga menjadi lecet sehingga menyebabkan infeksi
D. mekanisme pembersihan alami akan hilang
E. telinga menjadi tidak nyaman karena adanya infeksi
6.  Berikut marupakan hal-hal yang dikaji pada riwayat masuknya benda asing pada telinga, kecuali ...
A. tanyakan kepada klien mengenai proses terjadinya peristiwa benda asing masuk ke telinga
B. apa jenis benda asing yang masuk
C. apakah klien mengeluhkan pendengarannya mulai menurun
D. tindakan yang sudah dilakukan di rumah              
E. jenis tindakan yang sudah dilakukan di rumah
7.      Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan dari askep kemasukan benda asing pada telinga yaitu ...
A. nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, fisik dan kimia
B. gangguan sensori persepsi (auditor) berhubungan dengan perubahan sensori persepsi
C. resiko infeksi berhubungan dengan laserasi kulit dan trauma membran timpani
D. jawaban A, B, C benar
E. semua salah
8.      Hal-hal yang dilakukan pada uji weber yaitu, kecuali ...
A. menguji hantaran tulang (tuli konduksi)
B. membandingkan konduksi udara dan tulang
C. pegang tangkai garpu tala, pukulkan pada telapak tangan
D. letakkan tangkai garpu tala pada puncak kepala klien
E. tanyakan pada klien, letak suara dan sisi yang paling keras        
9.      Hal yang diperhatikan  ketika melakukan inspeksi pada daun telinga yaitu ...
A. posisi                                                          D. kesimetrisan
B. warna                                                          E. semua benar
C. ukuran
10.  Nyeri yang dirasakan pada klien dapat berarti seperti berikut ini, kecuali ...
A. adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret
B. terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis
C. ancaman pembentukan abses otak
D. biasanya dijumpai tuli konduktif
E. tanda berkembangnya komplikasi telinga
KUNCI JAWABAN
1. B                                                 6. C
2. E                                                 7. D
3. C                                                 8. B
4. E                                                 9. E
5. A                                               10. D


DAFTAR PUSTAKA
Asfuri, Ibranu. 2013. Benda asing di Liang Telinga (available  at http://agibranart.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo_8.html). Diakses pada 10 September 2014.
Doenges, E, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan (Edisi 3). EGC: Jakarta.
Gunawan,Fajar.2013. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN “KEMASUKAN BENDA ASING PADA TELINGA”(available at http://fagunzz.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html). Diakses pada 4 September 2014.
Sylvia & Lorraine M. Willson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit (Edisi 4). EGC: Jakarta.
Upik. 2013. Gangguan Telinga karena Benda Asing ( available at http://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-gangguan-telinga-karena-benda.html) Diakses pada 10 September 2014.
Widiastuti,Ari.2010.Askep Benda asing pada telinga (korpus allenium) (available at http://nursingisbeautiful.wordpress.com/2010/09/23/askep-benda-asing-pada-telinga-korpus-allenium/#more-14). Diakses pada 4 September 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar